Stenosis spinal adalah menyempitnya ruang atau rongga yang ada pada antara tulang belakang.
Dampaknya memberi tekanan pada saraf tulang belakang sehingga timbul rasa nyeri punggung atau nyeri pada tulang belakang. Stenosis spinal biasanya mengenai ruas tulang lumbar (pinggang) dan servikal (leher).
Kadangkala penyempitan ini tidak menimbulkan gejala namun nantinya lambat laun gejala dapat memburuk seiring waktu.
Tidak semua pasien dengan penyempitan tulang belakang mengalami gejalanya. Istilah stenosis spinal ini menurut American College Rheumatology sebenarnya mengacu pada gejala nyeri dan bukan pada penyempitan itu sendiri.
Adanya stenosis ini tampak pada hasil pemeriksaan radiologis seperti MRI atau CT scan, untuk mengenali ada tidaknya proses degeneratif, misalnya ada tidaknya taji tulang (yang berpotensi menyempitkan rongga tulang belakang) atau penebalan ligamen.
Sedangkan MRI dapat membantu untuk menilai derajat keparahan stenosis atau penebalan dari ligamen flavum. Bila hasilnya menunjukkan menyempitnya diameter rongga 10 mm dapat dikatakan stenosis, dan bila lebih maka termasuk dalam stenosis berat.
Daftar isi
Stenosis Spinal dan Lokasinya
Gejala stenosis spinal adalah bervariasi bergantung pada lokasi dan saraf yang tertekan.
Nyeri terasa ketika berjalan naik turun tangga dan mereda kala duduk atau membungkuk.
Stenosis leher (cervical stenosis) menimbulkan gejala:
– rasa baal atau kesemutan pada tangan, lengan hingga menjalar ke kaki
– melemahnya otot pada lengan, tangan atau kaki
– gangguan pada saat berjalan atau gangguan keseimbangan
– nyeri pada leher
– pada kasus berat, dapat timbulkan gangguan buang air kecil dan buang air besar
Stenosis lumbar/pinggang (lumbar stenosis) gejalanya antara lain:
– kesemutan atau rasa baal pada kaki
– melemahnya otot kaki
– nyeri atau kram – bisa salah satu kaki atau keduanya – pada saat berdiri dalam waktu lama atau saat berjalan dan nyeri berkurang bila Anda membungkuk atau duduk
– nyeri pada area punggung atau pinggang
Kanal atau rongga ini layaknya rumah untuk saraf tulang belakang. Stenosis atau penyempitan ini bisa terjadi pada satu lokasi saja namun bisa juga pada beberapa tempat sekaligus.
Penyebab Stenosis Spinal Adalah
Osteoarthritis (OA) atau pengapuran dapat menimbulkan perubahan pada tulang belakang dan strukturnya terutama pada lanjut usia.
Namun pada sebagian orang memang terlahir memiliki kanal atau rongga tulang belakang yang kecil, dan sebagian besar stenosis tulang belakang terjadi ketika ada penyebab lain sehingga kondisi tersebut mempersempit rongga-rongganya.
Penyebabnya adalah
– Pertumbuhan taji tulang (bone spur) akibat pengapuran yang mempersempit rongga tulang belakang
– Penyakit Paget, adalah penyakit tulang yang biasanya menyerang orang dewasa, juga dapat menyebabkan tumbuhnya taji tulang secara berlebihan
– Penonjolan bantalan sendi tulang belakang (hernia nukleus pulposus/HNP atau saraf kejepit). Seiring proses penuaan, bantalan sendi antara ruas tulang belakang yang bertindak sebagai peredam kejut menonjol sehingga menjepit saraf tulang belakang.
– Penebalan ligamen flavum dan menekan saraf tulang belakang.
– Tumor pada tulang belakang
– Cedera atau kecelakaan yang berpotensi menyebabkan dislokasi atau patah/fraktur pada satu atau lebih tulang belakang.
– Kelengkungan tulang belakang yang membengkok berlebihan, misalnya skoliosis
Bahkan pada kasus yang berat, stenosis ini dapat menyebabkan kelumpuhan parsial ataupun kelumpuhan total. Ada juga yang berkembang menjadi sindrom cauda equine dengan gejala nyeri pada salah satu kaki (sciatica), kelemahan otot salah satu kaki atau keduanya, kesulitan berjalan, hilangnya sensasi pada area genital, anus dan paha bagian dalam, dan menurunnya fungsi seksual.
Pilihan Pengobatannya
Pilihan pengobatan bergantung pada penyebab, lokasi penyempitan dan tingkat keparahan gejala.
Pengobatan mandiri untuk atasi nyeri, Anda bisa lakukan:
- Kompres hangat untuk membantu meningkatkan aliran darah, melemaskan otot dan meredakan nyeri sendi.
- Kompres es/dingin, untuk membantu meredakan nyeri tekan dan peradangan.
- Berolahraga guna membantu meredakan nyeri sakit, memperkuat otot penopang tulang belakang dan meningkatkan fleksibilitas serta keseimbangan.
Pengobatan lainnya yang akan dokter pertimbangkan dapat meliputi:
- Obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk membantu meredakan peradangan dan nyeri
- Injeksi steroid untuk membantu meredakan peradangan, nyeri dan iritasi
- Fisioterapi dengan program latihan untuk membantu Anda meningkatkan atau memperbaiki kekuatan dan meningkatkan keseimbangan, fleksibilitas, dan stabilitas tulang belakang. Bisa termasuk latihan untuk memperkuat otot punggung dan perut.
- Teknologi terkini tanpa operasi dengan prinsip dekompresi atau teknologi PSLD juga dapat dipertimbangkan.
Tetap Aktif dengan Stenosis Spinal
Berikut adalah langkah sehat agar kualitas hidup Anda tetap prima, yaitu
– Tetap aktif bergerak atau tetap melakukan aktivitas fisik/olahraga minimal tiga kali seminggu selama 30 menit. Mulailah secara perlahan. Olahraga dapat membantu memperkuat otot-otot yang menopang tulang belakang dan menjaga kelenturannya. Pilihan olahraganya adalah berjalan kaki, berenang, bersepeda statis
– Perubahan aktivitas. Jangan melakukan aktivitas yang dapat memicu atau memperburuk rasa nyeri, misalnya mengangkat beban berat atau berjalan jarak jauh
– Minum obat pereda nyeri yang diresepkan oleh dokter
– Terapi fisik
– Menjaga postur tubuh dengan baik
– Menjaga berat badan tetap ideal. Kelebihan berat badan dapat memberikan tekanan yang berlebihan pula pada punggung dan dapat berkontribusi pada gejala stenosis.
Endoskopi PELD/PSLD Joimax untuk Pengobatan Stenosis Spinal
Pada beberapa kondisi, stenosis ini harus ditangani dengan tindakan untuk diangkat agar tidak menjepit saraf berulang-ulang. Tindakan yang bisa dilakukan adalah endoskopi PELD/PSLD Joimax yaitu mengambil stenosis yang menjepit tersebut. Endoskopi Percutaneous Endoskopi Lumbar Discectomy/PELD dan Percutaneous Stenoscopy Lumbar Decompression/PSLD Joimax melalui satu luka goresan yang minimal sepanjang 7mm dengan bius lokal. Waktu tindakan sangat cepat yaitu 30-45 menit, one day care, tanpa rawat inap, sehingga pasien bisa langsung beraktivitas.
Selain itu, alat endoskopi berasal dari Jerman dan satu-satunya di Indonesia. Tindakan endoskopi di klinik Lamina Pain and Spine Center, dilakukan oleh dokter spesialis bedah saraf berpengalaman dengan jam terbang lebih dari 1.700 pasien endoskopi. Hal ini menjadikan klinik Lamina sebagai salah satu klinik nyeri dan tulang belakang terbesar di Asia Tenggara.
Jangan tunggu masalah nyeri saraf kejepit mengganggu aktivitas harianmu, segera konsultasikan dengan dokter spesialis bedah saraf kami di 0811-1443-599.