Saraf terjepit adalah kondisi medis yang seringkali menimbulkan rasa nyeri parah yang bahkan bisa menjalar ke bagian tubuh lainnya. Kondisi ini juga sering diabaikan dan banyak orang beranggapan bahwa saraf kejepit dapat disembuhkan hanya dengan mengonsumsi obat antiinflamasi non-steroid.
Mengutip The American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS), obat pereda nyeri tidak dapat menyembuhkan saraf kejepit akibat herniasi diskus. Akan tetapi, obat-obatan tersebut hanya dapat meredakan rasa nyerinya. Untuk membahasnya lebih lanjut, kita pahami dulu mengenai pengertian saraf terjepit, penyebab dan gejalanya berikut ini.
Daftar isi
Memahami Apa Itu Saraf Terjepit
Saraf terjepit adalah kondisi medis yang disebabkan oleh tekanan berlebih pada saraf oleh jaringan di sekitarnya. Jaringan ini bisa berupa otot, tendon, ligamen, atau tulang rawan. Saraf terjepit bisa terjadi di bagian tubuh manapun, namun paling sering terjadi di bagian leher, punggung, pinggang, dan pergelangan tangan atau carpal tunnel syndrome (CTS).
Penyebab Saraf Terjepit
Berbagai faktor dapat menjadi penyebab saraf terjepit, seperti:
- Faktor degeneratif atau usia tua
- Cedera tulang belakang akibat olahraga atau kecelakaan
- Postur tubuh buruk saat duduk atau berdiri
- Sering mengangkat beban berat
- Kondisi medis lainnya seperti herniasi diskus, radang sendi, dan stenosis spinal
Selain faktor di atas, ada beberapa orang dengan kondisi tertentu yang dapat meningkatkan risiko terkena saraf kejepit, yaitu orang dengan berat badan berlebih dan penyakit diabetes.
Gejala Saraf Terjepit
Gejalanya bisa bervariasi mulai dari ringan hingga parah, tergantung pada tingkat tekanan yang dialami oleh saraf, antara lain:
- Rasa nyeri tajam
- Nyeri menjalar ke bagian tubuh lainnya
- Kebas atau mati rasa
- Kesemutan
- Kelemahan otot di bagian tubuh yang terkena
Pada kasus yang parah dan tidak ditangani, saraf terjepit bisa menyebabkan kerusakan saraf permanen hingga kelumpuhan.
Mengatasi Saraf Terjepit dengan Obat Antiinflamasi Non-Steroid
Ada berbagai cara dalam mengatasi saraf terjepit. Dokter akan mendiagnosis kondisi saraf dan tingkat keparahannya dengan berbagai pemeriksaan, baik fisik maupun radiologis. Namun, pada tahap awal dan pada saraf kejepit yang belum parah, dokter umumnya akan menyarankan penggunaan obat antiinflamasi non-steroid (OAINS).
OAINS adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengurangi peradangan, rasa sakit, dan demam. Kelompok obat ini bekerja dengan menghambat enzim tertentu yang berperan dalam proses inflamasi. Dengan mengurangi peradangan, OAINS dapat membantu mengurangi tekanan pada saraf yang terjepit, sehingga mengurangi gejala seperti nyeri dan pembengkakan.
Jenis-Jenis OAINS yang Umum Digunakan
Beberapa jenis OAINS yang sering digunakan untuk mengatasi saraf terjepit antara lain:
- Ibuprofen – Obat ini sering digunakan karena efektivitasnya dalam mengurangi nyeri dan peradangan.
- Naproksen – Memiliki durasi kerja yang lebih lama dibandingkan Ibuprofen, sehingga cocok untuk penggunaan dalam jangka waktu yang lebih panjang.
- Aspirin – Selain mengurangi rasa sakit, aspirin juga memiliki efek antiplatelet, yang dapat mencegah pembekuan darah.
Manfaat dan Risiko Penggunaan OAINS
Penggunaan OAINS memiliki banyak manfaat, termasuk kemampuannya dalam memberikan pereda nyeri yang cepat dan efektif. Namun, seperti halnya dengan semua obat, ada risiko efek samping. Efek samping yang umum dari penggunaan OAINS termasuk iritasi lambung, reaksi alergi, peningkatan risiko perdarahan, dan gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan OAINS sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan di bawah pengawasan medis.
Selain penggunaan OAINS, saraf terjepit juga dapat diatasi dengan berbagai terapi lain seperti fisioterapi, kompres panas/dingin, dan latihan peregangan. Kombinasi dari berbagai metode ini dapat memberikan hasil yang lebih efektif dalam mengurangi gejala dan mencegah kekambuhan di masa depan.
Namun, jika saraf kejepit Anda sudah parah, penanganan medis lain biasanya diperlukan,seperti tindakan bedah minimal invasif. Dokter akan menyesuaikan metode pengobatan yang digunakan dengan tingkat keparahan saraf kejepit Anda. Segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis kami di Klinik Lamina untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Lamina juga menyediakan layanan telekonsultasi (konsultasi online) bagi Anda yang terkendala jarak untuk datang ke klinik. Anda bisa membuat janji konsultasi dengan dokter melalui chat ke nomor Whatsapp 0811-1443-599.
Referensi Penulisan:
- Orthoinfo. “Herniated Disk in The Lower Back”. https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases–conditions/herniated-disk-in-the-lower-back/, diakses pada 19 Agustus 2024.
- Medical News Today. “What are the first-line pain medications to treat a herniated disk?”. https://www.medicalnewstoday.com/articles/what-is-the-best-pain-medication-for-herniated-disc#otc-medications, diakses pada 19 Agustus 2024.
- National Library of Medicine. “Non‐steroidal anti‐inflammatory drugs for chronic low back pain”. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7104791/, diakses pada 19 Agustus 2024.
***
Featured photo from Freepik