Teknologi modern membuat segalanya lebih mudah. Salah satunya adalah radiofrekuensi ablasi untuk mengobati saraf kejepit. Saraf kejepit memang sudah menjadi hal umum dan kerap dialami oleh siapa saja, terutama menyerang orang yang berusia lebih dari 50 tahun. Namun, ada kalanya penanganan dengan tindakan operasi membuat kita sering khawatir akan risiko setelahnya. Misalnya, risiko terjadinya komplikasi pasca tindakan hingga kelumpuhan. Selain endoskopi Joimax, pilihan pengobatan lain yang tersedia di Klinik Lamina Pain and Spine Center adalah radiofrekuensi ablasi.
Daftar isi
Apa Itu Radiofrekuensi Ablasi?
Radiofrekuensi ablasi (RFA) atau yang juga disebut dengan radiofrekuensi neurotomi, merupakan tindakan minimal invasif dengan memanfaatkan panas dari gelombang radio untuk meredakan nyeri pada jaringan saraf. Panas tersebut akan menargetkan ke serabut saraf yang mengirimkan sinyal rasa nyeri ke otak, sehingga rasa nyeri berangsur hilang.
Umumnya, RFA dapat meredakan nyeri pada penderita nyeri kronis yang sudah berlangsung lama seperti saraf kejepit, sakit punggung bawah, sakit leher ataupun radang sendi lutut. Jika nyeri kronis ini tidak juga membaik meski telah mendapat terapi obat atau terapi fisik, maka Anda bisa memilih pengobatan menggunakan radiofrekuensi ablasi.
Tujuan dari RFA ini yaitu untuk menghilangkan rasa sakit, meningkatkan fungsi jaringan saraf, menghentikan penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang, dan menghindari operasi. Pada beberapa orang dengan kondisi medis tertentu, tidak bisa menjalani operasi sehingga radiofrekuensi ablasi adalah solusi pengobatan yang lebih tepat.
Untuk menghilangkan rasa sakit pada punggung dan leher, dokter biasanya akan menargetkan saraf pada sendi facet atau sakroiliaka pada area tulang belakang. Selain mengobati rasa nyeri pada bagian tubuh tersebut, radiofrekuensi ablasi juga sering digunakan untuk mengatasi penyakit lainnya, seperti nyeri perut akibat kanker pankreas , tumor untuk membunuh sel-selnya, ataupun nyeri wajah sebelah akibat trigeminal neuralgia.
Baca juga: Mengenal Radiofrekuensi Ablasi untuk Atasi Nyeri Wajah Sebelah
Bagaimana Prosedur RFA?
Prinsip kerja radiofrekuensi ablasi yaitu dengan memasukkan jarum khusus radiofrekuensi ke jaringan saraf penyebab rasa nyeri. Dokter akan memasukkan elektroda ke bagian tengah jarum, yang akan mengirim gelombang radio melalui jarum ke bagian saraf yang mengalami gangguan. Panas dari gelombang radio kemudian akan menghancurkan serabut saraf dan menghentikan sinyal rasa sakit ke otak. Prosedur ini tidak menyebabkan jaringan yang sehat di sekitarnya juga rusak, sehingga lebih aman untuk pasien.
Pada saat dokter memasukkan jarum, pasien akan mengalami kebas atau mati rasa pada bagian saraf tersebut. Selain itu, sensasi kesemutan juga menandakan bahwa jarum sudah masuk dan menuju tepat pada target saraf sehingga rasa nyeri bisa hilang atau mereda.
Radiofrekuensi ablasi berlangsung sekitar 15 menit sampai dua jam tergantung dari lokasi saraf yang terjepit dan jumlah penanganannya.
Kelebihan Radiofrekuensi Ablasi
Ada beberapa kelebihan teknik radiofrekuensi ablasi ini, yaitu:
- Meredakan nyeri kronis yang berlangsung lama
- Tanpa operasi dan minim risiko komplikasi
- Masa penyembuhan relatif cepat
- Menghentikan penggunaan obat dalam jangka waktu lama
- Bisa kembali beraktivitas setelah satu atau dua hari beristirahat
Memang, dalam setiap tindakan medis ada berbagai risiko yang mungkin terjadi. Namun, pada RFA sangat kecil risikonya untuk terjadi komplikasi.
Penanganan Setelah Tindakan
Setelah dokter membawa Anda ke ruang pemulihan dan tidak ada keluhan lebih lanjut, maka Anda bisa segera pulang ke rumah. Pada beberapa kondisi, ada area-area tertentu yang akan mengalami radang atau iritasi akibat bekas jarum radiofrekuensi. Namun, biasanya akan membaik dalam satu atau dua hari pasca tindakan.
Anda bisa melakukan hal-hal berikut ini untuk meredakan nyerinya, antara lain:
- Kompres dengan ice pack (bantalan es) pada area bekas suntikan jika merasa nyeri atau tidak nyaman. Kompres selama kurang lebih 20 menit, sebanyak tiga atau empat kali setiap hari pada hari pertama masa pemulihan.
- Hindari menggunakan kompres hangat pada area bekas suntikan.
- Sebaiknya jangan mandi selama dua hari atau gunakan lap hangat untuk membersihkan tubuh 24 jam setelah prosedur RFA.
Penanganan saraf kejepit di Lamina Pain and Spine Center menggunakan metode dengan teknologi terkini yaitu Radiofrekuensi Ablasi. Jika nyeri akibat saraf kejepit dengan RFA tidak juga membaik, Anda bisa menggunakan teknologi endoskopi Joimax untuk pengobatan lanjutan.
Untuk mengetahui informasi selengkapnya tentang saraf kejepit dan metode pengobatannya, silakan menghubungi Care Line Officer Lamina pada nomor kontak yang tertera.
Simak video testimoni berikut tentang terapi radiofrekuensi ablasi untuk mengatasi nyeri punggung: