Kenali Perbedaan Antara Kifosis dan Skoliosis

perbedaan kifosis dan skoliosis - Lamina Pain and Spine Center

Tahukah Anda apa perbedaan antara kifosis dan skoliosis? Kedua kondisi ini memang terkesan mirip, namun ternyata keduanya tidaklah sama. Kifosis dan skoliosis adalah kelainan pada kurva atau lengkung tulang belakang yang dapat menyebabkan perubahan postur tubuh, rasa nyeri, hingga kekakuan.

Apa itu Kifosis? 

Image by kjpargeter from Freepik

Kifosis adalah kondisi di mana tulang belakang bagian atas melengkung ke arah luar lebih dari normal, sehingga punggung tampak bungkuk. Kurva tulang belakang yang normal di bagian atas punggung adalah sekitar 25-45 derajat, tetapi pada kifosis, kurvanya bisa mencapai lebih dari 50 derajat.

Penyebab Kifosis

Beberapa penyebab kifosis antara lain:

  • Postur yang Buruk: Duduk atau berdiri dengan postur yang tidak benar dalam jangka waktu lama.
  • Osteoporosis: Kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan mudah patah, sering terjadi pada orang lanjut usia.
  • Penyakit Scheuermann: Gangguan pertumbuhan pada tulang belakang yang menyebabkan vertebra berbentuk segitiga.
  • Kifosis Kongenital: Kifosis yang hadir sejak lahir akibat pembentukan tulang belakang yang tidak sempurna.

Gejala Kifosis

Gejala kifosis dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya, tetapi beberapa gejala umum meliputi:

  • Postur terlihat bungkuk atau postur tubuh yang tidak normal.
  • Nyeri punggung yang berkelanjutan.
  • Kekakuan pada tulang belakang bagian atas.
  • Kelelahan karena posisi tulang belakang yang tidak normal.

Penanganan Kifosis

Penanganan kifosis bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan. Beberapa metode penanganan meliputi:

  • Fisioterapi: Latihan untuk memperbaiki postur dan memperkuat otot punggung.
  • Penggunaan Penyangga (Brace): Alat bantu untuk anak-anak atau remaja untuk mencegah perkembangan lebih lanjut.
  • Operasi: Dalam kasus yang parah, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki deformitas.
Baca Juga:  Merasakan Nyeri Seperti Terbakar? Awas, Bisa Jadi Salah Satu Ciri Syaraf Kejepit

Apa Itu Skoliosis?

Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke samping, membentuk huruf “S” atau “C”. Kondisi ini dapat terjadi pada bagian mana pun dari tulang belakang tetapi paling sering ditemukan pada tulang belakang bagian tengah dan bawah.

Penyebab Skoliosis

Penyebab skoliosis dapat dibedakan menjadi beberapa kategori:

  • Skoliosis Idiopatik: Penyebabnya masih belum diketahui, paling umum terjadi pada anak-anak dan remaja.
  • Skoliosis Kongenital: Skoliosis yang terjadi akibat kelainan perkembangan tulang belakang sejak bayi lahir.
  • Skoliosis Neuromuskular: Disebabkan oleh kondisi yang memengaruhi saraf dan otot, seperti cerebral palsy atau distrofi otot.
  • Skoliosis Degeneratif: Terjadi akibat degenerasi tulang dan sendi pada orang dengan usia tua.

Gejala Skoliosis

Gejala skoliosis dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya, namun gejala yang umum timbul antara lain: 

  • Bahu atau pinggul yang tidak sejajar.
  • Tulang belakang yang tampak berputar atau melengkung.
  • Nyeri punggung yang sering terjadi.
  • Kelelahan otot karena posisi tulang belakang yang tidak normal.

Cara Mengatasi Skoliosis

Penanganan skoliosis juga bergantung pada tingkat keparahan dan usia penderita. Beberapa metode penanganan meliputi:

  • Evaluasi awal: Pada kasus ringan, hanya perlu evaluasi atau pemeriksaan fisik untuk memastikan tidak terjadi perkembangan lebih lanjut.
  • Penggunaan Penyangga (Brace): Alat bantu untuk mencegah perkembangan kelengkungan pada anak-anak atau remaja.
  • Fisioterapi: Latihan untuk memperkuat otot, meningkatkan fleksibilitas dan memperbaiki postur.
  • Operasi: Pada kasus yang parah, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki tulang belakang dan mencegah risiko komplikasi lebih lanjut.

Perbedaan Utama antara Kifosis dan Skoliosis

Berikut adalah perbedaan antara kifosis dan skoliosis yang sebaiknya Anda perhatikan: 

Arah Kelengkungan

  • Kifosis: Melengkung ke arah luar (posterior) sehingga punggung tampak bungkuk.
  • Skoliosis: Melengkung ke samping (lateral) membentuk huruf “S” atau “C”.

Lokasi Kelengkungan

  • Kifosis: Biasanya terjadi pada tulang belakang bagian atas.
  • Skoliosis: Dapat terjadi pada bagian manapun dari tulang belakang, tetapi paling sering pada bagian tengah dan bawah.
Baca Juga:  Olahraga yang Rentan Menyebabkan Saraf Kejepit di Leher

Penyebab dan Gejala

  • Kifosis: Sering disebabkan oleh postur buruk, osteoporosis, atau kondisi kongenital.
  • Skoliosis: Banyak kasus idiopatik, tetapi juga dapat disebabkan oleh kondisi neuromuskular atau degeneratif.

Memahami perbedaan antara kifosis dan skoliosis sangat penting untuk penanganan yang tepat. Meskipun keduanya melibatkan kelainan pada tulang belakang, masing-masing memiliki karakteristik unik yang memerlukan pendekatan yang berbeda dalam diagnosis dan pengobatan. 

Jika Anda atau keluarga Anda menunjukkan gejala-gejala di atas, konsultasikan dengan dokter spesialis kami di Klinik Lamina untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. Selain itu, bagi yang terkendala jarak, Anda juga bisa melakukan telekonsultasi dengan dokter melalui fitur video call.

Silahkan buat janji konsultasi dengan Chat kami di nomor Whatsapp 0811-1443-599.

***

Referensi Penulisan

Frequently Asked Question (FAQ)

Apa pengertian kifosis dan skoliosis?

Kifosis dan skoliosis adalah kelainan pada kurva atau lengkung tulang belakang yang dapat menyebabkan perubahan postur tubuh, rasa nyeri, hingga kekakuan.

Apa perbedaan antara kifosis dan skoliosis?

Kifosis umumnya ditandai dengan lengkungan ke arah luar (posterior) sehingga punggung tampak bungkuk. Biasanya terjadi pada tulang belakang bagian atas. Sedangkan, skoliosis melengkung ke samping (lateral) membentuk huruf “S” atau “C”. Dapat terjadi pada bagian manapun dari tulang belakang, tetapi paling sering pada bagian tengah dan bawah.

Bagaimana penanganan kifosis dan skoliosis

Penanganan kifosis dan skoliosis juga bergantung pada tingkat keparahan dan usia penderita. Dokter umumnya akan menyarankan fisioterapi, penggunaan brace untuk tulang belakang, atau dalam kasus yang lebih parah dilakukan tindakan pemebdahan.

***

Feature photo by thanasak from Freepik

Share via:
Facebook
Threads
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer