Percutaneous Endoscopic lumbar discectomy/ PELD adalah teknik minimally invasive spine surgery untuk mengatasi prolapse bantalan sendi tulang belakang. Masayarakat Indonesia juga mengenalnya sebagai penyakit saraf terjepit.
Prosedur ini hanya memerlukan pembedahan melalui sayatan yang sangat kecil. Berbeda dengan dulu yang menggunakan prosedur bedah standar untuk lumbal seperti bedah terbuka yang memerlukan sayatan yang cukup lebar.
Alat yang telah dilengkapi dengan kamera ini, akan memungkinkan dokter untuk dapat melihat kondisi tulang belakang melalui monitor serta melakukan tindakan pembedahan dengan lebih baik. Prosedur ini membutuhkan sayatan kulit yang sangat kecil dan menggunakan anestesi lokal.
Prosedur endoskopi lumbal ini untuk mengatasi nyeri pinggang akibat saraf terjepit.
Baca Juga: Endoskopi PELD Metode Terbaru Tuntaskan Saraf Kejepit Tanpa Operasi
Kenggulan PELD Adalah…
Berikut beberapa kelebihan metode endoskopi PELD adalah jika membandingkannya dengan teknik operasi terbuka, antara lain:
- Minim risiko karena dokter dapat melihat secara jelas saraf tulang belakang dengan bantuan kamera endoskopi saat melakukan tindakan.
- Proses pemulihan pasca-tindakan lebih cepat, jika membandingkannya dengan operasi konvensional, karena sayatan operasi yang sangat kecil, yaitu hanya 7 mm.
- Pasien lebih cepat beraktivitas, 1 – 2 minggu pasca-tindakan.
- Efek dekompresi yaitu rasa sakit yang pasien alami bisa langsung ditanyakan saat operasi karena dilakukan dalam lokal anastesi.
- Karena tidakan yang merupakan minimal invasif, maka tidak banyak otot cedera, dengan perdarahan minimal.
- Angka keberhasilannya mencapai lebih dari 90%
- Waktu tindakan relatif singkat, hanya ± 45 menit
Saraf Terjepit Pinggang
Saraf terjepit atau dalam istilah medisnya Hernia Nucleus Pulposus (HNP), merupakan kondisi saat bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan saraf.
Bilakondisi ini terjadi, penderitanya akan mengalami gejala berupa nyeri pinggang atau punggung bawah dan nyeri punggung atas.
Tonjolan bantalan tulang tersebut bisa mengiritasi, bahkan bisa merusak akar saraf tulang belakang atau terkadang sumsum tulang belakang.
Biasanya, penyebab dari HNP adalah karena proses penuaan. Artinya, piringan sendi akan kehilangan kadar air seiring dengan bertambahnya usia. Hal inilah yang akan membuat piringan sendi tersebut menjadi rapuh, bergeser, dan kaku.
Selain karena proses penuaan, ada juga beberapa faktor lainnya yang dapat memicu risiko seseorang mengalami saraf terjepit pinggang. Misalnya, melakukan olahraga yang terlalu berat, melakukan kegiatan berulang dan berlangsung lama seperti membungkuk, dan kelebihan berat badan.
Baca Juga: Terapi Saraf Terjepit PELD Lebih Unggul
Gejala Saraf Terjepit Pinggang
Gejala paling umum dari saraf terjepit pinggang adalah munculnya rasa nyeri. Nyeri pada pinggang ini bisa sangat parah dan intens. Berikut beberapa gejala yang juga mungkin muncul:
- Nyeri atau mati rasa, yang paling sering terasa pada satu sisi tubuh
- Rasa sakit yang bisa meluas ke lengan atau tungkai
- Nyeri yang semakin hebat saat malam hari atau jika melakukan gerakan tertentu
- Melemahnya otot
- Kesemutan
- Sensasi seperti terbakar pada area yang bermasalah
- Rasa sakit berkepanjangan dan tidak kunjung menghilang
Nah, jika mengalami gejala seperti yang telah disebutkan segera lakukan pemeriksaan dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Pengobatan saraf kejepit dengan endoskopi PELD bisa dilakukan di klinik Lamina Pain and Spine Center yang berlokasi di Jakarta.