Apakah kamu pernah merasakan nyeri di punggung atau pinggang seperti tertusuk jarum, kesemutan, atau bahkan mati rasa?
Perasaan tidak nyaman ini sering disebut dengan parestesia. Pada umumnya, parestesia memang sering terjadi saat kita duduk terlalu lama, atau tidur dengan posisi yang menekan bagian tubuh tertentu.
Namun, tahukah kamu bahwa parestesia juga bisa menjadi tanda dari kondisi yang lebih serius, yaitu saraf kejepit?
Untuk membantu memahami gejala parestesia yang berkelanjutan, mari pahami lebih detail di uraian berikut.
Daftar isi
Apa Itu Parestesia?
Photo from Freepik
Menurut dr. Bismo Nugroho, Sp.BS, FINSS, FINPS, parestesia adalah sensasi yang timbul pada kulit seperti kesemutan, mati rasa, atau terbakar. Penyebabnya yaitu karena adanya masalah pada persepsi sensorik.
Umumnya, kondisi ini sering kali muncul saat posisi tubuh terlalu lama menekan saraf atau pembuluh darah. Misalnya, ketika kita duduk dengan kaki terlipat terlalu lama, bagian kaki bisa terasa kebas atau kesemutan.
Sensasi akibat parestesia ini akan hilang dengan sendirinya ketika kita mengubah posisi tubuh atau menggerakkan anggota tubuh yang kesemutan.
Namun, jika parestesia muncul tanpa sebab yang jelas atau berlangsung dalam jangka waktu lama, kondisi ini bisa jadi lebih dari sekadar kesemutan biasa. Inilah yang perlu kita waspadai.
Parestesia dan Saraf Kejepit: Hubungannya Apa?
Saraf kejepit terjadi ketika ada tekanan yang berlebihan pada jaringan di sekitar saraf, seperti tulang, otot, diskus, atau ligamen.
Tekanan ini bisa menyebabkan saraf kehilangan kemampuan untuk berfungsi secara normal, sehingga menimbulkan berbagai gejala, salah satunya adalah parestesia.
Gejala parestesia pada saraf kejepit biasanya dirasakan pada area tubuh yang terhubung dengan saraf yang tertekan.
Misalnya, jika saraf di punggung bawah yang terjepit, maka gejala kesemutan atau mati rasa bisa muncul di kaki.
Sedangkan jika yang tertekan adalah saraf di leher, tangan atau jari-jari bisa mengalami kesemutan atau bahkan kelemahan.
Mengapa Parestesia Harus Diwaspadai?
Gejala parestesia yang terjadi karena saraf kejepit bisa menjadi tanda awal dari masalah kesehatan yang lebih serius.
Jika tekanan pada saraf dibiarkan terlalu lama, saraf bisa mengalami kerusakan permanen, sehingga fungsi tubuh bisa terganggu.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan saraf kejepit antara lain:
- Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau yang lebih dikenal dengan istilah “syaraf terjepit di tulang belakang”.
- Carpal Tunnel Syndrome, yaitu kondisi di mana saraf di pergelangan tangan tertekan, sering dialami oleh mereka yang bekerja dengan komputer atau aktivitas yang mengulang gerakan tangan.
- Cedera atau trauma fisik, seperti terjatuh atau kecelakaan yang menyebabkan jaringan menekan saraf tertentu.
Gejala Lain yang Perlu Diwaspadai Selain Parestesia
Jika parestesia yang dirasakan berlangsung dalam waktu lama atau disertai dengan gejala lain, mungkin sudah saatnya untuk berkonsultasi dengan dokter.
Berikut beberapa gejala tambahan yang mungkin menandakan saraf kejepit:
- Nyeri tajam yang terasa di sepanjang jalur saraf
- Kelemahan otot pada area yang terkena
- Kehilangan koordinasi atau keseimbangan
- Perasaan terbakar di area tertentu
- Kesulitan bergerak atau menggerakkan anggota tubuh tertentu
Jika Anda merasakan satu atau lebih gejala di atas, terutama yang berlangsung dalam waktu lama, jangan ragu untuk segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Semakin cepat ditangani, semakin besar kemungkinan untuk pulih tanpa dampak jangka panjang.
Cara Mengatasi Parestesia dan Mencegah Saraf Kejepit
Untuk mengatasi parestesia akibat saraf kejepit, dokter biasanya akan menyarankan beberapa langkah berikut:
- Perubahan postur tubuh, misalnya dengan memperhatikan posisi duduk atau cara membawa barang agar tidak menekan saraf.
- Fisioterapi, yang melibatkan latihan khusus untuk memperkuat otot dan mengurangi tekanan pada saraf.
- Obat pereda nyeri atau anti-inflamasi untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri.
- Pembedahan pada kasus-kasus tertentu di mana saraf yang terjepit perlu dilepaskan dari tekanan yang berlebihan.
Untuk mencegah terjadinya saraf kejepit, penting juga untuk menjaga kesehatan tubuh secara umum, seperti:
- Berolahraga secara teratur untuk menjaga kekuatan dan kelenturan otot.
- Menghindari posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama dalam posisi yang sama.
- Melakukan peregangan secara rutin, terutama jika Anda bekerja dalam posisi statis seperti duduk di depan komputer.
Jangan Sepelekan Parestesia! Konsultasi Sekarang
Meskipun kesemutan atau parestesia sering dianggap remeh, tetapi jika berlangsung terus-menerus, kondisi ini bisa menandakan adanya masalah serius seperti saraf kejepit.
Memahami gejala saraf kejepit dan segera mencari pertolongan medis dapat membantu terhindar dari komplikasi yang lebih parah.
Jadi, jika merasakan kesemutan yang tak kunjung hilang, jangan diabaikan. Segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya dan diagnosis yang akurat. Kamu bisa bertanya masalah saraf kejepit dan nyeri tulang belakang lainnya dengan dokter spesialis kami di Klinik Lamina,.
Klinik Lamina berlokasi di Mampang dengan cabang yang tersebar di Cibubur, Kuningan, dan Pulomas.
Lamina juga menyediakan layanan telekonsultasi dan layanan ambulans untuk membantu memudahkan pasien yang terkendala jarak.
Segeralah buat janji via Whatsapp ke nomor 0811-1443-599. Untuk mengecek jadwal praktik dokter dan konsultasi, silakan klik di sini.
***
Featured photo from Freepik