Setiap lansia pasti akan mengalami penurunan fungsi pada bagian tubuh, termasuk otot. Hal ini terjadi akibat dari hilangnya massa otot, sehingga membuat mereka tidak sekuat dulu. Kondisi ini dikenal sebagai sarcopenia.
Daftar isi
Apa itu sarcopenia pada lansia?
Sarcopenia merupakan kondisi hilangnya massa dan kekuatan otot yang berkaitan dengan penuaan.
Penurunan massa otot biasanya terjadi pada orang yang tidak aktif secara fisik. Setidaknya, mereka akan kehilangan sebanyak 3-5% massa otot saat berusia 30 tahun ke atas. Nah, setelah melewati usia tersebut, setiap 10 tahun akan mengalami penurunan massa otot akan terus terjadi, tidak hanya akibat dari penuaan tapi juga sedentari.
Kehilangan massa otot, artinya kekuatan otot dan kemampuan bergerak para lansia juga akan menjadi menurun. Hal inilah yang akan membatasi aktivitas sehari-hari dan menurunnya kualitas hidup lansia.
Mengutip dari Clinical Cases in Mineral and Bone Metabolism, kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja yang berusia 30 tahun ke atas. Sekitar 14% terjadi pada usia 65-70 tahun dan lebih dari 50% terjadi pada usia 80 tahun ke atas.
Apa saja gejala sarcopenia pada lansia?
Gejala yang bisa para lansia rasakan adalah mudah lelah dan kehilangan stamina secara perlahan yang tentunya akan memengaruhi kemampuan lansia beraktivitas.
Jika biasanya para lansia bisa melakukan aktivitas fisik, namun seiring waktu mereka tidak akan bisa melakukan aktivitas fisik lagi. Andaikan bisa, mereka membutuhkan usaha keras untuk melakukannya. Mereka pun akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk duduk dan/atau berbaring.
Apa penyebab sarcopenia?
Penyebab paling umum adalah kurangnya aktivitas fisik. Selanjutnya, ada juga kemungkinan lain yang bisa menjadi penyebab sarcopenia, yaitu:
- Kadar hormon tertentu yang berkaitan dengan otot mengalami penurunan
- Konsumsi kalori dan protein yang tidak mencukupi kebutuhan harian untuk menjaga massa otot.
- Kurangnya kemampuan tubuh mengubah protein menjadi energi.
- Kurangnya sel saraf yang mengirimkan sinyal dari otak ke otot untuk bergerak.
- Memiliki berat badan berlebih (obesitas) atau yang disebut dengan sarcopenia obesitas.
Bagaimana menangani sarcopenia?
Sampai saat ini, masih belum ada pengobatan secara khusus untuk menangani sarcopenia. Kendati demikian, lansia dengan kondisi ini masih harus melakukan perawatan untuk membantu mencegah keparahan gejala dan risiko komplikasi.
Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan, bahwa terapi hormon seks bisa membantu menjaga kesehatan otot. Namun, hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut terkait keefektifan dan efek samping yang kemungkinan akan terjadi.
Dalam hal ini, dokter mungkin juga akan merekomendasikan olahraga untuk meningkatkan kekuatan otot secara rutin. Pilihan olahraga bagi lansia cukup beragam, misalanya jalan santai, yoga khusus lansia, dan peregangan khusus lansia untuk melatih otot tubuh dan kaki.
Selanjutnya, penting juga untuk memerhatikan kebutuhan gizi lansia. Misalnya, meningkatkan mengonsumsi ikan, daging tanpa lemak, biji-bijian dan makanan yang kaya akan vitamin B untuk otot. Apakah perlu mengonsumsi suplemen tulang untuk lansia, sebaiknya konsultasikan lebih dulu dengan dokter.
Bagaimana cara mencegahnya?
Olahraga ketahanan otot
Semakin sering menggunakan otot, maka semakin bertambah juga massa dan kekuatan otot. Sehingga, orang-orang yang jarang olahraga akan lebih berisiko kehilangan massa otot lebih awal akibat jarang melatih kekuatan ototnya.
Olahraga, terutama latihan ketahanan bertujuan untuk menguatkan otot, efektif untuk mencegah sarcopenia. Latihan ketahanan dapat memengaruhi sistem neuromuskular, sintesis protein, dan hormon, yang memengaruhi massa dan kekuatan otot.
Latihan aerobik dinilai dapat membantu mencegah kondisi hilangnya massa dan kekuatan otot. Aerobik bisa meningkatkan sintesis protein, meningkatkan sensitivitas insulin, dan menurunkan stres oksidatif, yang juga berpengaruh pada massa dan kekuatan otot.
Memenuhi kebutuhan nutrisi
Nutrisi bagi tubuh itu penting. Protein bagi tubuh adalah untuk membangun dan memelihara massa otot. Sedangkan, asam amino pada protein untuk merangsang sintesis protein dalam otot. Maka dari itu, lansia memerlukan asupan protein yang cukup untuk membantu mempertahankan massa otot.
Terdapat sebuah penelitiam yang menunjukkan bahwa lansia membutuhkan asupan protein yang lebih banyak daripada orang berusia muda. Misalnya susu atau produk olahan susu.