Sakit punggung dapat menjadi keluhan yang sangat mengganggu. Akan tetapi ketika nyeri tersebut menjalar ke bokong, paha, dan kaki, Anda mungkin saja mengalami suatu kondisi yang dikenal sebagai skiatika. Skiatika adalah kondisi yang terjadi karena adanya gangguan atau tekanan berlebih pada saraf ischiadicus. Saraf ischiadicus itu sendiri yaitu saraf terpanjang dalam tubuh manusia yang berawal dari saraf tulang belakang dan bercabang hingga ke kaki.
Lantas, apa saja gejala skiatika dan bagaimana mengatasi kondisi ini? Simak penjelasan berikut.
Daftar isi
Gejala Skiatika
Berikut ini adalah beberapa gejala skiatika yang sebaiknya Anda waspadai, yaitu:
- Nyeri intens dan menjalar: Skiatika umumnya ditandai oleh rasa nyeri tajam seperti sensasi terbakar, menusuk, dan intens. Bahkan, nyeri ini dapat menjalar dari bagian bawah punggung hingga bagian belakang kaki.
- Kelemahan otot dan kesemutan: Penderita skiatika juga dapat mengalami kelemahan otot atau kesemutan di area yang terkena. Hal ini dapat menyebabkan Anda kesulitan untuk berdiri atau berjalan dengan normal.
- Nyeri memburuk saat duduk atau berdiri: Nyeri skiatika biasanya akan memburuk saat Anda duduk atau berdiri untuk waktu yang lama. Posisi ini dapat meningkatkan tekanan pada saraf ischiadicus dan memperparah gejala.
- Perubahan refleks tendon: Pada kasus yang lebih parah, sciatica dapat memengaruhi refleks tendon di lutut dan pergelangan kaki.
- Ketidakmampuan mengangkat kaki: Pada kondisi yang cukup parah, Anda mungkin akan mengalami kesulitan mengangkat kaki atau jari kaki karena kelemahan otot akibat skiatika.
Penyebab Skiatika
Photo by BillionPhotos from Freepik
Skiatika dapat disebabkan oleh faktor-faktor di bawah ini:
- Herniasi diskus atau menonjolnya bantalan tulang belakang
- Spinal stenosis
- Sindrom piriformis
- Fraktur atau trauma pada bagian tulang panggul
- Tumor
- Spondylolisthesis
Penanganan Skiatika dengan Radiofrekuensi Ablasi
Tahap awal pemeriksaan umumnya melalui anamnesis atau tanya jawab riwayat penyakit dan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Selain pemeriksaan fisik, dokter juga akan menyarankan pemeriksaan radiologis guna menegakkan diagnosis. Hasil diagnosis tersebut yang nantinya akan dokter gunakan untuk menentukan metode pengobatan apa yang sebaiknya dilakukan.
Salah satu metode untuk mengatasi skiatika yaitu dengan radiofrekuensi ablasi. Radiofrekuensi ablasi (RFA) merupakan prosedur minimal invasif yang bekerja dengan menggunakan gelombang panas dari radiofrekuensi untuk merusak serabut saraf agar tidak lagi mengirimkan sinyal nyeri ke otak.
Prosedur ini hanya memakan waktu sekitar 15-30 menit tergantung kondisi Anda, lebih aman dan minim risiko komplikasi, tanpa bius total, tidak merusak jaringan lain di sekitar saraf dan proses penyembuhan yang lebih cepat. Dengan berbagai keunggulan tersebut, rasa nyeri akan hilang dan Anda pun dapat kembali beraktivitas dengan normal.
Itulah tadi penjelasan tentang skiatika dan cara mengatasinya. Gejala skiatika sebaiknya jangan Anda abaikan begitu saja dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah risiko komplikasi.
Apabila Anda memiliki keluhan nyeri pinggang akibat skiatika, maka segeralah periksakan diri ke dokter spesialis kami di Lamina Pain and Spine Center. Anda bisa melakukan konsultasi langsung atau konsultasi online dengan chat ke nomor Whatsapp 0811 1443 599.
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa itu Skiatika?
Skiatika adalah kondisi yang terjadi karena adanya gangguan atau tekanan berlebih pada saraf ischiadicus. Saraf ischiadicus itu sendiri yaitu saraf terpanjang dalam tubuh manusia yang berawal dari saraf tulang belakang dan bercabang hingga ke kaki
Apa Penyebab Seseorang Mengidap Skiatika?
Herniasi diskus, spinal stenosis, sindrom piriformis, fraktur atau trauma pada bagian tulang panggul, tumor dan spondylolisthesis merupakan beberapa faktor penyebab skiatika
Bagaimana Cara Penanganan Skiatika?
Salah satu metode untuk mengatasi skiatika yaitu dengan radiofrekuensi ablasi. Radiofrekuensi ablasi (RFA) merupakan prosedur minimal invasif yang bekerja dengan menggunakan gelombang panas dari radiofrekuensi untuk merusak serabut saraf agar tidak lagi mengirimkan sinyal nyeri ke otak.
***
Photo by Dragana_Gordic from Freepik