Beda Dokter Saraf dan Dokter Spesialis Bedah Saraf

dokter saraf -

Dokter saraf dan dokter bedah saraf, sering dianggap sama karena sama-sama menangani gangguan sistem saraf. Padahal, keduanya berbeda, meski saling memiliki keterkaitan. Untuk mengetahui perbedaan dan keterkaitannya berikut penjelasannya.

Dokter Saraf

Dokter saraf atau neurologis merupakan dokter spesialis yang mendiagnosis dan mengobati gangguan kesehatan berkaitan dengan otak, otot dan sistem saraf. Agar bisa menjadi seorang neurologis, seseorang harus menyelesaikan terlebih dahulu pendidikan dokter umum kemudian melanjutkan pendidikan spesialis neurologi. Seorang neurologis memiliki gelar, Sp.S.

Dalam dunia medis, bidang kerja dokter spesialis saraf dapat terbagi menjadi delapan subspesialisasi. Dokter spesialis yang telah mendalami pendidikan subspesialisasi disebut sebaga konsultan. Pembagian ini bertujuan untuk mempermudah menangani gangguan sistem saraf.

Baca Juga: Kenali Peran Dokter Spesialis Saraf

Subspesialisasi bidang neurologi

  1. Anak, berfokus pada penanganan masalah saraf pada anak, mulai dari bayi hingga remaja. 
  2. Epilepsi khusus untuk mendiagnosis dan menangani penyakit epilepsi.
  3. Vaskular, berfokus untuk mendalami dan mengobati penyakit pada pembuluh darah otak, misalnya stroke.
  4. Nyeri dan saraf tepi, khusus untuk mendiagnosis dan menangani penyakit berkaitan dengan keluhan nyeri akibat gangguan saraf tepi dan otonom. 
  5. Intervensi, berfokus mengobati kelainan sistem saraf pusat pada otak dan saraf tulang belakang dengan teknologi radiologis dan metode minimal invasif
  6. Neuro-onkologi, khusus menangani tumor ataupun kanker pada otak dan/atau saraf tulang belakang.
  7. Geriatri, berfokus pada mendiagnosis dan pengobatan penyakit saraf karena penuaan. 
  8. Intensif dan emergensi, mengkhususkan untuk mendiagnosis, mengobati, dan merawat pasien gangguan sistem saraf dengan kondisi kritis. 

Penyakit-penyakit yang bisa seorang neurologis tangani, antara lain stroke, epilepsi, tumor, sistem syaraf, multiple sclerosis, Alzheimer, gangguan gerak dan myasthenia gravis. Selain itu juga menangani infeksi sistem saraf pusat, yakni meningitis, abses otak, dan radang otak., Neurologis juga dapat menangani masalah pada saraf tulang belakang, neuropati perifer, tremor, penyakit Parkinson, saraf terjepit (HNP), juga nyeri yang berkaitan dengan gangguan saraf.

Baca Juga:  Pergelangan Tangan Sakit, Begini Cara Mengatasinya

Lalu, apa yang membedakan dengan dokter spesialis bedah saraf? Nah, seorang neurologis tidak melakukan pembedahan atau operasi sebagai penanganan penyakit.

Dokter Bedah Saraf

Bedah saraf atau neurosurgeon merupakan dokter spesialis yang mendiagnosis dan melakukan tindakan pembedahan/operasi pada pasien dengan gangguan sistem syaraf (syaraf pusat dan syaraf tepi). Neurosurgeon memiliki gelar, Sp.BS.

Nah, untuk menjadi seorang neurosurgeon, perlu menyelesaikan lebih dulu gelar dokter umumnya, lalu menyelesaikan pendidikan spesialis dalam bidang ilmu bedah syaraf selama minimal 5 tahun. Fakta menarik dari neurosurgeon adalah jumlah dokter yang mendalami bidang ini di Indonesia masih sedikit.

Dalam tindakan bedah saraf terbagi menjadi beberapa kelompok jenis teknik pengobatan:

  • Prosedur bedah tumor yang bertujuan untuk mendiagnosis dan mengobati tumor yang pada sistem syaraf.
  • Bedah vaskular , yang dapat mendiagnosis dan mengobati penyakit saraf akibat kelainan pembuluh darah pada otak.
  • Fungsional, mendiagnosis dan mengobati penyakit saraf akibat kelainan fungsi sistem saraf.
  • Traumatik, untuk mengobati penyakit saraf pada otak dan tulang belakang akibat cedera.
  • Pediatrik prosedur untuk menangani penyakit saraf pada bayi dan anak-anak.
  • Spinalis, prosedur bedah untuk menangani penyakit yang terjadi pada tulang belakang.

Baca Juga: Mengenal Peran Dokter Spesialis Bedah Saraf

Bagi, kamu yang mengalami gangguan sistem syaraf, misalnya nyeri pada bagian tulang belakang atau nyeri pada bagian wajah bisa melakukan konsultasi dengan dokter spesialis bedah berpengalaman di Lamina Pain and Spine Center. Jika memerlukan tindakan medis yang serius, Lamina menggunakan teknologi terkini minimal invasif dengan risiko komplikasi minimal, tanpa rawat inap dan penyembuhan lebih cepat.

Share via:
Facebook
Threads
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer