Pernah nggak sih terbayang kalau saraf kejepit itu ternyata bisa sebabkan kelumpuhan, bahkan kematian? Mungkin sebagian dari kamu menganggap jika kondisi ini bisa teratasi dengan pijatan, obat anti nyeri, atau obat herbal. Namun, yang perlu kamu ketahui jika saraf kejepit adalah kondisi yang terjadi akibat adanya kerusakan pada saraf. Jika mengabaikannya atau melakukan pengobatan sendiri yang tidak tepat bisa berdampak buruk pada kesehatanmu di kemudian hari.
Daftar isi
Mengapa Saraf Kejepit Berbahaya?
Sistem saraf pada tubuh manusia sangat kompleks karena terdiri dari serabut saraf yang menghubungkan organ tubuh dengan otak, sumsum tulang belakang dan sistem saraf lainnya. Jaringan dan sel-sel saraf berperan penting dalam membawa pesan/ informasi dari dan menuju ke otak serta sumsum tulang belakang ke seluruh bagian tubuh.
Pada kondisi saraf kejepit, ada gangguan yang terjadi pada sistem saraf sehingga akan menimbulkan nyeri hingga membuat penderitanya sulit beraktivitas. Saraf kejepit terjadi ketika ada bantalan tulang atau sendi yang menonjol keluar akibat faktor tertentu sehingga menekan saraf di sekitarnya. Mengapa kondisi ini berbahaya? Karena, saraf kejepit dapat mengakibatkan penurunan hantaran listrik sistem saraf dari otak maupun sebaliknya dan memicu kerusakan permanen pada tubuh.
Gejala yang muncul biasanya berupa rasa nyeri menjalar dari pinggang hingga tumit, kebas atau mati rasa, kesemutan, atau kelemahan pada otot paha ataupun otot kaki.
Penyebab Saraf Kejepit
Ada beberapa hal yang bisa memicu timbulnya saraf kejepit, yaitu:
- Cedera saat berolahraga atau akibat terjatuh
- Melakukan aktivitas berulang dengan posisi tubuh yang salah
- Faktor degeneratif yang membuat tulang ataupun sendi mengalami keausan (wear and tear)
- Artrhritis, yang paling sering menjadi penyebabnya yaitu osteoartritis dan rheumatoid arthritis
- Carpal tunnel syndrome, menyebabkan saraf kejepit di pergelangan tangan
- Kelainan pada tulang belakang seperti kifosis ataupun stenosis spinal
- Kelebihan berat badan atau obesitas
Mungkin kamu sering tidak menyadari jika aktivitas harian yang dilakukan bisa menyebabkan saraf kejepit. Karena, postur yang salah atau gerakan mendadak dan terus-menerus seperti berolahraga ternyata bisa menjadi penyebabnya.
Bahaya Saraf Kejepit Jika Tidak Segera Ditangani
Jika kamu terus membiarkan saraf kejepit dan tidak segera mengobatinya, maka gejalanya bisa berkembang menjadi semakin parah. Kondisi saraf kejepit yang terabaikan dalam waktu lama dapat mengakibatkan kerusakan jaringan permanen (menetap). Akibatnya, kamu akan merasakan menurunnya fungsi keseimbangan atau hilangnya sensitivitas yang ekstrim pada semua jenis kontak fisik.
Pada kasus yang parah, kamu mungkin tidak bisa merasakan anggota tubuhmu bergerak atau kelumpuhan pada lengan maupun tungkai. Selain itu, terjadi penurunan kemampuan mengontrol keinginan buang air kecil atau buang air besar.
Sumsum tulang belakang berada tepat di atas pinggang dan pada ruas tulang belakangm ada sekumpulan akar saraf panjang seperti ekor kuda atau cauda equida. Memang, pada kasus yang jarang terjadi, saraf kejepit bisa menekan seluruh ruas tulang belakang, termasuk cauda equida. Inilah yang bisa menyebabkan kelumpuhan, bahkan kematian.
Pengobatan Tanpa Operasi dengan Endoskopi Joimax
Beberapa kondisi saraf kejepit memang bisa sembuh dengan sendirinya. Berbagai cara juga bisa kamu lakukan untuk menyembuhkan saraf kejepit ini. Tapi, jika rasa nyeri malah memburuk, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Hal ini untuk mencegah terjadinya risiko komplikasi jangka panjang yang tentu tidak kamu inginkan.
Di Lamina Pain and Spine Center, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf kami yang telah berpengalaman dalam menangani berbagai masalah nyeri dan tulang belakang, seperti saraf kejepit.
Menggunakan metode pengobatan modern dan tanpa operasi, Lamina memiliki teknologi canggih endoskopi Joimax untuk mengatasi saraf kejepit. Endoskopi Joimax bisa digunakan untuk mengobati saraf kejepit leher, punggung, ataupun pinggang. Tindakan ini termasuk minimal invasif sehingga hanya memerlukan sayatan kecil dan tidak banyak merusak jaringan di sekitar saraf.
Prinsip kerjanya yaitu dengan memasukkan kamera kecil khusus dan alat dekompresi endosokopi ke dalam jaringan saraf, untuk melihat dengan jelas kondisi saraf. Dengan alat dekompresi tadi, dokter akan membuang bantalan tulang atau sendi yang menekan saraf.
Prosedur ini hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat, dengan anestesi lokal, kerusakan jaringan minimal dan minim perdarahan. Setelah tindakan, dokter akan melakukan observasi dan jika tidak ada keluhan, kamu bisa langsung pulang dan beraktivitas seperti biasa. Namun, tetap perhatikan kondisi dan aktivitas yang dilakukan ya. Sebab, tetap ada beberapa hal yang sebaiknya tidak kamu lakukan saat dalam masa pemulihan.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi Care Line Officer Lamina pada nomor kontak yang tertera. Jika kamu memiliki riwayat penyakit tertentu seperti diabetes, penyakit jantung, ataupun hipertensi, silakan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis penyakit dalam di Klinik Lamina. Dokter akan membantu mengelola gejala dan berkoordinasi dengan dokter spesialis bedah saraf untuk penanganan penyakit secara tepat.
Semoga bermanfaat!
Baca juga: Mengenal Pengobatan Syaraf Kejepit Modern yang Menjadi Pilihan Raffi Ahmad!