Bila Anda merasakan nyeri di bagian tulang belakang, sebaiknya jangan disepelekan. Mungkin rasa nyeri itu disebabkan oleh spondilosis. Apa itu?
Ya, tetaplah waspada karena bisa saja Anda menderita penyakit spondilosis. Menurut dr. Faisal, M.Ked, (Neurosurg), Sp.BS, FINPS, FINSS, spondilosis adalah masalah degeneratif pada tulang belakang yang biasanya menyerang diskus, sendi, dan ligamen.
Jika Anda mengalami gejala spondilosis, segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis kami di Klinik Lamina Pain and Spine Center untuk diagnosis dan penanganan lebih lanjut. Silahkan chat tim Lamina ke nomor Whatsapp 0811-1443-599.
Daftar isi
- Apa itu spondilosis?
- Spondilosis servikal
- Spondilosis lumbar
- Gejala umum spondilosis
- Penyebab dan faktor risiko spondilosis
- Komplikasi spondilosis
- Spondilolistesis
- Spondilosis dengan mielopati
- Gejala mielopati spondilotik servikal meliputi:
- Spondilosis menyebabkan saraf kejepit (radikulopati)
- Bagaimana mencegahnya?
- Pilihan pengobatan
- Layanan prosedur minimal invasif di Klinik Lamina
- Pertanyaan seputar spondilosis
Apa itu spondilosis?
Spondilosis adalah kondisi degenerasi pada tulang belakang, terutama tulang rawan dan jaringan lunak di sekitarnya.
Pada umumnya, penyakit ini sering menyerang usia tua, meskipun bisa juga terjadi pada usia muda. Seiring bertambahnya usia, tulang rawan yang melapisi ujung tulang pada sendi tulang belakang mengalami penipisan dan rusak.
Perubahan ini tentu akan menimbulkan rasa nyeri, ketidaknyamanan, dan menurunnya fleksibilitas pada tulang belakang. Spondilosis bisa terjadi pada leher (spondilosis servikal) dan punggung bawah (spondilosis lumbar).
Spondilosis servikal
Spondilosis servikal adalah istilah yang mencakup berbagai perubahan degeneratif progresif yang mempengaruhi semua komponen tulang belakang servikal. Ini adalah proses alami penuaan dan muncul pada sebagian besar orang setelah berusia diatas 50 tahunan.
Spondilosis lumbar
Spondilosis lumbar adalah semua kondisi degeneratif yang mempengaruhi diskus, tulang belakang, dan sendi-sendi terkait di tulang belakang lumbar. Kondisi ini dijelaskan sebagai degenerasi dari tulang belakang lumbar.
Gejala umum spondilosis
Gejala spondilosis dapat timbul mulai dari yang ringan hingga parah. Hal ini tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi kerusakan tulang belakang. Namun, ada gejala yang umum terjadi, yaitu:
- Rasa nyeri di bagian tulang belakang
- Nyeri menjalar ke bagian tubuh lainnya, seperti bokong atau kaki
- Kekakuan pada tulang belakang yang membuat mobilitas terganggu
- Sensasi kebas dan kesemutan
- Terjadi penyempitan ruang di tulang belakang
Penyebab dan faktor risiko spondilosis
Selain karena degenerasi tulang belakang, ada beberapa penyebab spondilosis, yaitu:
- Faktor penuaan tulang belakang (bertambahnya usia)
- Faktor genetik, yaitu ada riwayat penyakit dalam keluarga
- Cedera, trauma, atau ketegangan berulang pada tulang belakang akibat aktivitas fisik tertentu
- Obesitas atau kelebihan berat badan
- Gaya hidup tidak sehat
- Aktivitas fisik yang terlalu membebani tulang belakang
Sedangkan faktor risiko untuk spondilosis meliputi:
- Pekerjaan yang melibatkan gerakan leher atau punggung yang berulang dan pengangkatan berat
- Usia
- Faktor genetik
- Cedera leher atau punggung sebelumnya
- Merokok, yang telah dikaitkan dengan peningkatan resiko nyeri leher dan punggung.
Komplikasi spondilosis
Dalam kasus yang parah, bisa terjadi penjepitan saraf yang menyebabkan kerusakan saraf permanen dan memicu beberapa hal ini:
- Nyeri kronis
- Kelemahan dan kecenderungan terjatuh, terutama saat menaiki tangga
- Kesulitan berjalan
- Gait yang tidak seimbang atau tidak stabil
Spondilosis juga dapat memicu kondisi lain, termasuk:
Spondilolistesis
Spondilolistesis terjadi ketika diskus di tulang belakang mengalami degenerasi dan tidak dapat mendukung segmen-segmen, menyebabkan ketidakstabilan.
Sebuah tulang di tulang belakang dapat bergeser dari tempatnya, memberi tekanan pada saraf.
Spondilosis dengan mielopati
Mielopati spondilotik servikal (kompresi sumsum tulang belakang) terjadi ketika tulang belakang mengalami degenerasi seiring bertambahnya usia, menyebabkan penyempitan dan tekanan pada sumsum tulang belakang.
Kondisi ini lebih umum pada mereka yang berusia 50 tahun ke atas.
Gejala mielopati spondilotik servikal meliputi:
- Kekakuan leher
- Kesemutan atau mati rasa di lengan atau tangan
- Kelemahan pada lengan, tangan, dan kaki
- Kesulitan menggenggam atau memegang benda
- Gait yang tidak stabil
Kurangnya koordinasi dalam keterampilan motorik halus, seperti menggunakan sumpit, bermain alat musik, mengancingkan baju, atau menulis
Spondilosis menyebabkan saraf kejepit (radikulopati)
Radikulopati (saraf kejepit) terjadi ketika akar saraf di tulang belakang terkompresi. Ini dapat terjadi di berbagai area sepanjang tulang belakang, seperti leher (servikal) atau punggung bawah (lumbar).
Gejala radikulopati umumnya meliputi nyeri, mati rasa, dan kesemutan.
Bagaimana mencegahnya?
Perawatan punggung yang baik, postur yang benar, dan perubahan gaya hidup dapat membantu mencegah nyeri punggung.
- Saat duduk, manfaatkan sepenuhnya dukungan lumbar untuk bersandar dan mendukung punggung Anda.
- Hindari duduk terlalu lama di meja. Ambil istirahat singkat setiap jam untuk berdiri, berjalan, dan meregangkan tubuh.
- Jangan merokok.
- Jika mengetik dalam waktu lama, duduklah dekat meja dan istirahatkan siku Anda di meja untuk mengurangi ketegangan di bahu dan leher.
- Lakukan posisi duduk yang baik. Duduklah tegak dan pastikan kedua kaki Anda di lantai, serta siku, lutut, pinggul, dan pergelangan kaki membentuk sudut 90 derajat.
- Jaga agar bagian atas layar komputer sejajar dengan mata Anda, sehingga Anda melihat layar dengan sudut 15 hingga 20 derajat, yang lebih ringan bagi leher.
- Lakukan peregangan dan latihan penguatan secara teratur.
- Gunakan teknik yang benar saat mengangkat benda berat.
Pilihan pengobatan
Ada beberapa metode pengobatan yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit ini.
Pada tahap awal, dokter akan melakukan anamnesis (bertanya riwayat kesehatan pasien) dan melakukan pemeriksaan secara komprehensif, termasuk tes radiologis, seperti CT-Scan atau MRI.
Salah satu metode pengobatan yang efektif untuk mengatasi spondilosis yaitu dengan endoskopi Joimax.
Endoskopi Joimax merupakan prosedur minimal invasif tanpa operasi yang lebih aman dan minim risiko.
Cara kerjanya yaitu dengan memasukkan alat endoskop yang dilengkapi dengan kamera khusus untuk akses tulang belakang dengan visualisasi yang lebih jelas.
Kemudian dokter akan memperbaiki tulang belakang yang mengalami kerusakan agar rasa nyeri berkurang dan Anda bisa kembali beraktivitas secara normal.
Layanan prosedur minimal invasif di Klinik Lamina
Prosedur endoskopi Joimax memiliki berbagai keunggulan dari operasi konvensional, antara lain:
- Luka sayatan kecil sebesar 7mm
- Tidak merusak jaringan lain
- Waktu pengerjaan relatif singkat
- Risiko komplikasi rendah
- Tingkat keberhasilan tinggi mencapai 95%
Dengan metode endoskopi Joimax, gangguan tulang belakang ini dapat segera membaik dan rasa nyeri hilang.
Meski tidak dapat sepenuhnya dihindari, Anda bisa mulai menerapkan gaya hidup sehat, latihan fisik teratur, dan jaga postur tubuh yang baik untuk mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut.
Jika Anda mengalami gejala spondilosis seperti di atas atau mengalami penyebab lainnya dari saraf kejepit, segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis kami di Klinik Lamina Pain and Spine Center untuk diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Silahkan chat tim Lamina ke nomor Whatsapp 0811-1443-599.
Pertanyaan seputar spondilosis
Selain berbagai informasi di atas, simak berbagai pertanyaan yang paling sering ditanyakan seputar spondilosis berikut ini!
Apa itu spondilosis?
Spondilosis adalah kondisi degenerasi pada tulang belakang, terutama tulang rawan dan jaringan lunak di sekitarnya. Pada umumnya, penyakit ini sering menyerang usia tua, meskipun bisa juga terjadi pada usia muda.
Bagaimana cara mengatasi spondilosis?
Salah satu metode pengobatan yang efektif untuk mengatasi spondilosis yaitu dengan endoskopi Joimax.
Apa itu Joimax?
Joimax adalah prosedur minimal invasif tanpa operasi yang lebih aman dan minim risiko.
Cara kerjanya yaitu dengan memasukkan alat endoskop yang dilengkapi dengan kamera khusus untuk akses tulang belakang dengan visualisasi yang lebih jelas.
Kemudian dokter akan memperbaiki tulang belakang yang mengalami kerusakan agar rasa nyeri berkurang dan Anda bisa kembali beraktivitas secara normal.