Spinal Cord Compression : Pengertian, Gejala, dan Pengobatan

spinal cord compression - Lamina Pain and Spine Center

Spinal cord compression atau kompresi sumsum tulang belakang adalah kondisi medis yang terjadi ketika sumsum tulang belakang, bagian penting dari sistem saraf pusat, mengalami tekanan abnormal.

Kondisi ini sering kali menimbulkan gejala yang memengaruhi kualitas hidup, seperti nyeri, kelemahan, atau bahkan gangguan mobilitas.

Diagnosis dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.

Jika Anda mengalami nyeri punggung, saraf kejepit, atau masalah tulang belakang lainnya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis di Lamina Pain and Spine Center.

Anda dapat menghubungi kami di nomor 0811 1443 599 untuk mengatur jadwal konsultasi dan mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda.

Penyebab Spinal Cord Compression

Spinal cord compression disebabkan oleh tekanan atau penekanan pada sumsum tulang belakang.

Tekanan ini dapat muncul dari berbagai kondisi atau faktor yang memengaruhi struktur tulang belakang atau jaringan di sekitarnya. 

Berikut ini adalah beberapa penyebab utama spinal cord compression:

1. Cedera atau trauma

Cedera langsung pada tulang belakang, seperti akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, atau benturan keras, yang dapat menyebabkan:

  • Fraktur tulang belakang : Pecah atau patahnya tulang belakang dapat memberikan tekanan langsung pada sumsum tulang belakang.
  • Dislokasi sendi tulang belakang : Pergeseran tulang belakang dari posisinya dapat memicu penyempitan ruang di kanal tulang belakang.

2. Saraf kejepit

Saraf kejepit (nerve root compression) di tulang belakang bisa menjadi salah satu penyebab spinal cord compression jika kondisinya berkembang lebih parah.

Saraf kejepit dapat berkontribusi pada spinal cord compression pada keadaan : 

  • Herniasi diskus (slip disk) : Saat diskus tulang belakang menonjol (protrusion) atau pecah (rupture), materialnya bisa menekan akar saraf. Jika tonjolan ini cukup besar atau terjadi di lokasi yang dekat dengan sumsum tulang belakang, bisa menyebabkan kompresi langsung pada sumsum tulang belakang.
  • Stenosis tulang belakang (spinal stenosis) : Penyempitan kanal tulang belakang yang awalnya hanya memengaruhi akar saraf dapat memperburuk kondisi dan menekan sumsum tulang belakang. Penyempitan ini sering disebabkan oleh perubahan degeneratif seperti artritis atau pertumbuhan tulang abnormal (osteofit).
  • Trauma tulang belakang : Cedera yang menyebabkan diskus atau tulang bergeser dapat menjepit akar saraf terlebih dahulu. Jika cedera tidak segera ditangani, tekanan ini bisa meluas ke sumsum tulang belakang.
  • Pertumbuhan abnormal : Tumor, abses, atau kista yang awalnya menjepit akar saraf dapat tumbuh lebih besar dan akhirnya menekan sumsum tulang belakang.
  • Infeksi atau peradangan : Infeksi seperti spondilitis tuberkulosis atau abses epidural dapat menyebabkan peradangan yang menekan akar saraf dan menyebar ke sumsum tulang belakang.

Sangat direkomendasikan bagi seseorang yang mengalami saraf kejepit untuk segera mendapatkan penanganan. Kunjungi Lamina Pain and Spine Center untuk berkonsultasi secara langsung.

3. Penyakit degeneratif pada tulang belakang

Seiring bertambahnya usia, tulang belakang mengalami perubahan degeneratif yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kompresi sumsum tulang belakang, seperti:

  • Osteoartritis : Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada sendi tulang belakang, memicu pembentukan taji tulang (bone spurs) yang dapat mempersempit kanal tulang belakang.
  • Herniasi diskus : Ketika diskus tulang belakang menonjol keluar dari tempatnya, jaringan yang menonjol ini dapat menekan sumsum tulang belakang atau saraf di sekitarnya.

4. Tumor pada atau di sekitar tulang belakang

Tumor, baik yang bersifat jinak maupun ganas (kanker), dapat menyebabkan spinal cord compression jika:

  • Tumbuh di kanal tulang belakang : Tumor ini bisa menekan sumsum tulang belakang secara langsung.
  • Metastasis kanker : Kanker dari bagian tubuh lain (seperti paru-paru, payudara, atau prostat) yang menyebar ke tulang belakang dapat menyebabkan kerusakan struktur tulang dan menekan sumsum tulang belakang.

5. Infeksi pada tulang belakang

Infeksi yang melibatkan tulang belakang atau jaringan sekitarnya dapat memicu pembengkakan dan penekanan pada sumsum tulang belakang. Contohnya:

  • Abses epidural : Pengumpulan nanah akibat infeksi bakteri atau tuberkulosis dapat mengganggu ruang di sekitar sumsum tulang belakang.
  • Osteomielitis : Infeksi tulang belakang ini bisa merusak struktur tulang sehingga menyebabkan tekanan pada sumsum tulang belakang.

6. Gangguan metabolik

Gangguan metabolik diidentikkan dengan kondisi yang memengaruhi kekuatan atau stabilitas tulang belakang. Kondisi ini dapat memicu terjadinya kompresi juga. Contohnya:

  • Osteoporosis : Tulang menjadi rapuh dan mudah patah, sehingga fraktur kompresi dapat terjadi dan menekan sumsum tulang belakang.
  • Penyakit paget : Penyakit yang menyebabkan pertumbuhan tulang abnormal ini dapat mempersempit ruang kanal tulang belakang.
Baca Juga:  Waspada, Kenali Gejala Saraf Kejepit Leher yang Bisa Picu Kelumpuhan!

7. Kelainan bawaan atau struktural

Sebagian individu bisa terlahir dengan kondisi tulang belakang yang tidak normal, seperti:

  • Skoliosis : Kelengkungan tulang belakang yang ekstrem dapat menekan sumsum tulang belakang.
  • Stenosis spinal bawaan : Penyempitan kanal tulang belakang sejak lahir meningkatkan risiko kompresi pada saraf tulang belakang.

8. Penyebab lainnya

Selain beberapa penyebab di atas, masih ada penyebab lain kepada terjadinya spinal cord compression atau kompresi sumsum tulang belakang, yaitu:

  • Cairan atau edema di sekitar sumsum tulang belakang : Kondisi ini dapat muncul akibat peradangan atau trauma.
  • Epidural hematoma : Penggumpalan darah di sekitar sumsum tulang belakang, sering kali akibat cedera atau komplikasi operasi, dapat menyebabkan tekanan mendadak.

Gejala dan Diagnosis Spinal Cord Compression

Dengan diagnosis secara dini dan penanganan yang tepat, prognosis pasien dengan spinal cord compression dapat ditingkatkan secara signifikan.

Namun sebelumnya, ada beberapa gejala terkait spinal cord compression yang perlu diperhatikan.

Apa saja gejala spinal cord compression?

Gejala spinal cord compression bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi tekanan pada sumsum tulang belakang. Berikut adalah gejala umum yang sering terjadi:

1. Nyeri pada punggung atau leher

  • Nyeri yang terus-menerus atau semakin parah, biasanya terasa di area tulang belakang yang terkompresi.
  • Nyeri dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti lengan atau kaki, tergantung lokasi tekanan.
  • Nyeri yang terasa konstan, terutama pada malam hari atau saat istirahat.
  • Nyeri yang memburuk saat batuk, bersin, atau mengangkat beban berat.

2. Kelemahan otot

  • Kelemahan atau sulit menggerakkan anggota tubuh, seperti lengan atau kaki.
  • Sulit menjaga keseimbangan saat berjalan atau berdiri.
  • Penurunan kekuatan otot secara tiba-tiba, terutama pada bagian tubuh di bawah lokasi kompresi.
  • Sulit menggenggam benda atau berjalan normal.

3. Mengalami sensasi tertentu

  • Mati rasa atau sensasi panas di area tubuh tertentu.
  • Gangguan sensasi ini biasanya terjadi di balik area kompresi.
  • Kesemutan atau kebas di lengan, kaki, atau badan bagian bawah.

4. Disfungsi saraf otonom

  • Kesulitan mengontrol fungsi kandung kemih atau usus besar.
  • Kehilangan kemampuan mengontrol buang air kecil (inkontinensia) atau buang air besar.
  • Retensi urin atau perasaan tidak tuntas saat buang air.
  • Kehilangan fungsi seksual juga mungkin terjadi.

5. Spastisitas atau kekakuan otot

  • Kekakuan atau kejang otot yang memengaruhi mobilitas dan fleksibilitas tubuh.

Gejala-gejala ini pada umumnya kerap memburuk seiring waktu jika tekanan pada sumsum tulang belakang tidak diatasi sehingga upaya deteksi dini sangat penting.

Bagaimana cara mendiagnosis spinal cord compression?

Diagnosis spinal cord compression memerlukan kombinasi pemeriksaan fisik, pengamatan gejala, dan tes pencitraan medis. Berikut ini langkah-langkah umum diagnosis oleh dokter:

1. Cek riwayat medis dan pemeriksaan fisik

  • Dokter akan menanyakan tentang gejala yang dirasakan, riwayat cedera, atau kondisi medis seperti kanker atau infeksi.
  • Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengevaluasi kekuatan otot, refleks, dan tingkat kehilangan sensasi.

2. Tes pencitraan medis

  • MRI (Magnetic Resonance Imaging) : Tes utama yang memberikan gambaran rinci mengenai sumsum tulang belakang dan jaringan sekitarnya, termasuk area yang terkompresi.
  • CT Scan : Digunakan untuk melihat detail tulang belakang, terutama jika ada fraktur atau stenosis.
  • X-ray : Membantu mendeteksi kelainan struktural pada tulang belakang, meskipun kurang terperinci jika dibandingkan MRI atau CT Scan.

3. Tes lainnya

  • EMG (Electromyography) : Untuk mengevaluasi fungsi otot dan saraf.
  • Myelogram : Tes khusus yang menggunakan pewarna kontras untuk melihat kanal tulang belakang dan sumsum tulang.
  • Tes darah : Digunakan untuk mendeteksi infeksi atau kondisi seperti kanker metastasis.

Pilihan Pengobatan dan Pemulihan Spinal Cord Compression

Perawatan spinal cord compression akan bervariasi tergantung pada penyebab, lokasi, dan tingkat keparahan kompresi. Langkah-langkah umum meliputi:

  • Pengobatan medis : Obat-obatan untuk mengurangi peradangan, nyeri, atau mengatasi infeksi.
  • Terapi fisik : Digunakan untuk membantu pemulihan kekuatan otot dan mobilitas.
  • Prosedur atau operasi : Jika tekanan tidak bisa diatasi dengan pengobatan konservatif, diperlukan intervensi bedah untuk memperbaiki struktur yang bermasalah.

Pada dasarnya tujuan dari pengobatan spinal cord compression adalah untuk mengurangi tekanan pada sumsum tulang belakang dan meringankan gejala-gejalanya.

Selain itu, upaya pengobatan ditujukan untuk mencegah kerusakan permanen pada saraf.

Pengobatan non-bedah vs bedah

Perawatan untuk spinal cord compression dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama:

1. Pengobatan non-bedah (konservatif)

Obat-obatan

  • Kortikosteroid: Mengurangi peradangan dan pembengkakan di sekitar sumsum tulang belakang.
  • Obat pereda nyeri: Seperti NSAID atau opioid untuk mengatasi rasa sakit.
  • Antibiotik atau antiviral: Jika kompresi disebabkan oleh infeksi.

Terapi fisik

  • Membantu memperbaiki postur, kekuatan otot, dan fleksibilitas.
  • Mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut melalui latihan ringan.

Orthosis

  • Alat bantu seperti penyangga tulang belakang (brace) dapat membantu menjaga posisi tulang belakang tetap stabil.

Radioterapi

  • Digunakan jika tumor menjadi penyebab kompresi, terutama pada kasus kanker metastasis.

Tindakan pengobatan non-bedah sering menjadi pilihan awal untuk kasus ringan hingga sedang, atau untuk pasien yang tidak memenuhi syarat untuk operasi.

2. Pengobatan bedah

Intervensi dalam bentuk pembedahan invasif diperlukan jika:

  • Nyeri atau gejala neurologis memburuk meskipun sudah menjalani perawatan konservatif.
  • Kompresi disebabkan oleh tumor, abses, atau fraktur tulang yang parah.
  • Terdapat ancaman kerusakan saraf permanen atau kelumpuhan.
Baca Juga:  5 Teknologi Pengobatan Terbaik untuk Saraf Kejepit di Lamina Pain and Spine Center

Sebagai pilihan metode pembedahan yang paling umum meliputi:

  • Laminektomi: Pengangkatan sebagian dari tulang belakang (lamina) untuk mengurangi tekanan pada sumsum tulang belakang.
  • Diskektomi: Pengangkatan diskus yang menonjol dan menekan sumsum tulang belakang.
  • Fusi tulang belakang: Prosedur untuk menstabilkan tulang belakang dengan menggabungkan tulang yang terkompresi.
  • Debulking tumor: Pengangkatan sebagian atau seluruh tumor di sekitar tulang belakang.

Pemulihan dan prognosis spinal cord compression

Setelah menjalani perawatan, dilanjutkan dengan upaya pemulihan. Proses pemulihan itu sendiri akan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kompresi dan metode pengobatan yang digunakan. Upaya pemulihan mencakup:

  • Terapi rehabilitasi : Terapi fisik dan okupasi untuk memulihkan fungsi tubuh. Selain itu, masih ada ada latihan untuk memperkuat otot, meningkatkan mobilitas, dan mengurangi nyeri.
  • Manajemen nyeri : Obat-obatan atau terapi komplementer seperti akupunktur untuk membantu mengontrol rasa sakit selama pemulihan.
  • Konseling psikologis : Konseling psikologis diperlukan untuk membantu pasien menghadapi perubahan gaya hidup dan meningkatkan kesehatan mental.

Terkait dengan prognosis bagi pengidap spinal cord compression akan tergantung pada faktor-faktor yang dimiliki oleh pasien tersebut. Faktor-faktor yang dimaksud mencakup:

  • Waktu penanganan diagnosis : Penanganan dini memberikan hasil yang lebih baik, terutama jika gejala baru muncul.
  • Penyebab kompresi : Jika disebabkan oleh tumor ganas, prognosis tergantung pada stadium kanker. Pada kasus trauma, hasil bergantung pada tingkat kerusakan struktur tulang belakang.
  • Tingkat kerusakan saraf : Jika kerusakan saraf telah terjadi sebelum pengobatan, pemulihan mungkin lebih lambat atau tidak optimal sepenuhnya.

Secara umum, dengan pengobatan yang tepat dan terapi lanjutan, banyak pasien dapat mengalami perbaikan gejala dan kembali menjalani kehidupan yang produktif.

Pencegahan dan Komplikasi Spinal Cord Compression

Meskipun beberapa penyebab, seperti kelainan bawaan atau kanker metastasis, sulit untuk dicegah, masih ada langkah-langkah tertentu dapat membantu mengurangi risiko secara signifikan, antara lain :

  • Menjaga kesehatan tulang dan sendi dengan mengonsumsi nutrisi pendukung kesehatan tulang, olahraga secara rutin untuk menguatkan otot penyangga tulang belakang, dan menjaga berat badan ideal untuk menghindarkan beban berlebihan pada tulang belakang.
  • Menghindari cedera tulang belakang dengan selalu mengenakan alat pelindung tubuh dan kepala saat berolahraga atau bekerja dengan beban berat.
  • Perhatikan teknik pengangkatan yang tepat dan hindari mengangkat beban yang terlalu berat tanpa bantuan alat.
  • Rutin melakukan pemantauan penyakit yang dapat menyebabkan kompresi dan lakukan deteksi kanker atau tumor sejak dini dan berkala.

Perlu diperhatikan bahwa gejala-gejala spinal cord compression yang tidak segera ditangani dengan tepat akan memicu terjadinya komplikasi.

Kompresi yang berkepanjangan pada sumsum tulang belakang dapat merusak saraf secara permanen dan memengaruhi fungsi tubuh. Berikut adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi:

  • Gangguan neurologis yang berat seperti kelumpuhan, mengganggu fungsi motorik dan sensorik, dan ketidakmampuan mengendalikan kandung kemih dan usus.
  • Masalah dengan fungsi otot dan keseimbangan, seperti terganggunya jalur saraf motorik yang dapat memicu kelemahan otot dan gangguan keseimbangan sehingga membuat pasien sulit berjalan atau menjaga keseimbangan tubuh.
  • Mengalami depresi atau kecemasan berlebihan karena merasa terganggu dengan ketidakmampuan dirinya untuk berfungsi secara normal.
  • Pada kasus yang lebih parah, kompresi pada daerah leher atau punggung atas dapat mengganggu pergerakan dada atau diafragma sehingga menyebabkan masalah pernapasan serius.

Pencegahan spinal cord compression melibatkan langkah-langkah untuk menjaga kesehatan tulang belakang, menghindari cedera, dan mengelola penyakit degeneratif serta kondisi medis lainnya. 

Di sisi lain, jika kondisi ini tidak segera diatasi, maka dapat menyebabkan komplikasi serius yang memengaruhi fungsi neurologis, fisik, dan psikologis.

Lakukan upaya pendeteksian dan penanganan dini untuk mencegah kerusakan permanen pada sumsum tulang belakang.

Lamina Pain and Spine Center: Pilihan Terbaik untuk untuk Saraf Kejepit

Lamina Pain and Spine Center menawarkan solusi medis terbaru untuk masalah nyeri tulang belakang dan sendi, dengan pendekatan yang mengutamakan prosedur non-bedah.

Salah satu inovasi unggulan yang tersedia di klinik ini adalah prosedur Joimax, teknik minimal invasif yang efektif untuk mengurangi peradangan serta memperbaiki fungsi sendi dengan risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan pembedahan konvensional.

Joimax, yang dikembangkan di Jerman, menggunakan teknologi canggih yang diaplikasikan oleh tim dokter spesialis bedah saraf berkompeten di Lamina.

Prosedur ini memberikan solusi presisi untuk berbagai masalah tulang belakang, termasuk saraf kejepit, nyeri punggung kronis, dan cedera tulang belakang lainnya.

Dengan kombinasi antara teknologi mutakhir dan pengalaman medis yang mendalam, Lamina Pain and Spine Center telah menjadi salah satu pusat perawatan nyeri dan gangguan tulang belakang terkemuka di Asia Tenggara.

Klinik ini dikenal dengan pendekatan modern dan efektif dalam menangani masalah kesehatan tulang belakang, menjadikannya pilihan utama bagi pasien yang mencari pengobatan yang aman dan berisiko rendah.

Selain pengobatan medis, Lamina juga menyediakan layanan rehabilitasi yang komprehensif. Program rehabilitasi ini melibatkan terapi fisik dan latihan yang dipersonalisasi, bertujuan untuk:

  • Mempercepat pemulihan pasien
  • Mengembalikan fungsi sendi
  • Meningkatkan kualitas hidup pasien secara keseluruhan.

Jika Anda mengalami nyeri punggung, saraf kejepit, atau masalah tulang belakang lainnya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis di Lamina Pain and Spine Center.Anda dapat menghubungi kami di nomor 0811 1443 599 untuk mengatur jadwal konsultasi dan mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda.

Share via:
Facebook
Threads
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer