Radiofrekuensi ablasi (RFA) adalah salah satu prosedur medis yang banyak digunakan untuk mengatasi nyeri kronis pada tulang belakang. Metode ini menawarkan solusi tanpa operasi bagi pasien yang mengalami nyeri tulang belakang akibat saraf terjepit, arthritis, spondylolisthesis atau kondisi medis lainnya yang tidak dapat ditangani dengan obat-obatan.
Daftar isi
Apa Itu Radiofrekuensi Ablasi?
Radiofrekuensi ablasi (RFA) adalah prosedur medis yang menggunakan energi gelombang radio untuk memanaskan saraf yang bermasalah, sehingga saraf tersebut tidak lagi mengirimkan sinyal nyeri ke otak. Dengan menghambat serabut saraf mengirimkan sinyal nyeri, rasa nyeri akan hilang dalam jangka waktu lama.
Prosedur ini sering digunakan untuk nyeri tulang belakang yang berhubungan dengan kondisi degeneratif, seperti osteoarthritis atau penyempitan kanal tulang belakang (spinal stenosis). Selain itu, RFA dapat digunakan untuk mengobati nyeri pada bokong (sindrom piriformis) atau sacroiliitis yaitu peradangan pada sendi sakroiliaka.
Prosedur Radiofrekuensi Ablasi
Berikut adalah prosedur radiofrekuensi ablasi:
- Sebelum memulai, dokter biasanya akan melakukan tes diagnostik menggunakan blok saraf untuk menentukan saraf mana yang menyebabkan nyeri. Jika hasilnya positif, maka ablasi radiofrekuensi akan dilakukan pada saraf tersebut.
- Pasien akan diberi anestesi lokal di area yang akan dirawat untuk mengurangi rasa sakit selama prosedur.
- Setelah area mati rasa, jarum khusus akan dimasukkan ke dekat saraf yang menyebabkan nyeri. Jarum ini terhubung ke alat yang mengirimkan energi gelombang radio ke ujung jarum.
- Gelombang radio ini menghasilkan panas yang memblokir kemampuan saraf untuk mengirimkan sinyal nyeri. Prosedur ini biasanya berlangsung sekitar 30 hingga 90 menit, tergantung pada jumlah saraf yang dirawat.
Persiapan Sebelum Prosedur
Sebelum menjalani radiofrekuensi ablasi, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh pasien:
- Berkonsultasi dengan dokter dan berikan informasi mengenai riwayat medis dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi, termasuk obat pengencer darah yang harus dihentikan sebelum prosedur.
- Pasien mungkin diminta untuk berpuasa beberapa jam sebelum tindakan, tergantung pada anjuran dokter.
- Karena efek dari anestesi lokal atau obat penenang yang mungkin digunakan selama prosedur, pasien disarankan untuk meminta orang lain mengantar pulang setelah tindakan.
Proses Pemulihan Pasca Tindakan RFA
Setelah prosedur RFA, pasien biasanya bisa pulang pada hari yang sama. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama masa pemulihan:
- Pasien mungkin merasakan nyeri ringan atau tidak nyaman di area yang dirawat, tetapi ini biasanya hilang dalam beberapa hari.
- Pasien dianjurkan untuk beristirahat dan menghindari aktivitas fisik berat selama beberapa hari.
- Hasil ablasi mungkin tidak langsung terasa. Biasanya, nyeri akan berkurang secara bertahap selama 1-3 minggu setelah prosedur.
Efek Samping yang Mungkin Terjadi
Seperti prosedur medis lainnya, radiofrekuensi ablasi juga memiliki risiko efek samping, meskipun jarang terjadi. Beberapa efek samping yang mungkin timbul antara lain:
- Nyeri atau pembengkakan sementara di area suntikan
- Infeksi di tempat jarum dimasukkan
- Reaksi terhadap anestesi atau obat yang digunakan selama prosedur
Namun, dengan penanganan yang tepat, efek samping ini bisa diminimalkan, dan manfaat dari prosedur ini umumnya jauh lebih besar daripada risikonya.
Keunggulan Radiofrekuensi Ablasi
Radiofrekuensi ablasi memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya pilihan populer untuk mengatasi nyeri tulang belakang, antara lain:
- Prosedur RFA termasuk minimal invasif, tanpa bedah terbuka, sehingga risiko komplikasi lebih rendah dan masa pemulihan lebih cepat.
- Nyeri berkurang hingga beberapa bulan, bahkan tahun, setelah prosedur.
- Membantu pasien mengurangi atau menghentikan penggunaan obat pereda nyeri yang berpotensi menyebabkan efek samping jangka panjang.
Radiofrekuensi ablasi adalah solusi yang efektif dan lebih minim risiko, untuk mengatasi nyeri tulang belakang yang tidak kunjung sembuh dengan terapi konservatif lainnya. Dengan persiapan yang tepat dan pemantauan pasca-tindakan yang baik, pasien dapat merasakan nyeri hilang dan beraktivitas kembali tanpa harus menjalani pembedahan besar. Meskipun ada beberapa risiko efek samping, keunggulan metode ini menjadikannya pilihan yang layak dipertimbangkan bagi pasien yang mencari alternatif penanganan nyeri jangka panjang.
Apabila Anda memiliki keluhan nyeri tulang belakang, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kami di Klinik Lamina untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. Lamina juga memiliki layanan telekonsultasi langsung dengan dokter bagi Anda yang terkendala jarak. Anda bisa melihat jadwal dokter di sini dan buat janji konsultasi melalui chat ke nomor whatsapp 0811-1443-599.