Penanganan nyeri, baik nyeri akut maupun kronis merupakan hal yang penting, namun caranya berbeda pada setiap pasien. Nyeri yang biasanya muncul bisa berupa nyeri leher, nyeri punggung, nyeri lutut atau nyeri kepala. Berbagai kondisi tersebut sebaiknya ditangani dengan baik agar tidak mengganggu aktivitas dan menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang belum tentu efektif dan dapat menimbulkan efek samping. Di sinilah Interventional Pain Management (IPM) hadir sebagai solusi modern untuk mengatasi nyeri tanpa harus menjalani operasi.
Daftar isi
Prosedur Interventional Pain Management
Manajemen intervensi nyeri atau Interventional Pain Management (IPM) adalah prosedur medis yang bersifat minimal invasif dengan panduan alat seperti USG, fluoroskopi, ataupun C-Arm, untuk menangani nyeri akut maupun nyeri kronis. Dibandingkan dengan pengobatan konvensional yang seringkali mengandalkan obat, IPM lebih fokus pada prosedur yang bertujuan untuk mengurangi atau memblokir sinyal nyeri pada tubuh.
Metode ini sangat efektif bagi pasien yang mengalami nyeri kronis yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan saja atau bagi mereka yang ingin menghindari operasi besar. Beberapa teknik yang umum digunakan dalam IPM meliputi injeksi steroid, blok saraf, radiofrekuensi ablasi, dan stimulasi saraf.
Keunggulan Interventional Pain Management
Ada berbagai keunggulan Interventional Pain Management dalam penanganan nyeri, antara lain:
- Salah satu keunggulan utama IPM adalah prosedurnya yang minimal invasif, sehingga tidak memerlukan tindakan bedah besar. Pasien dapat pulih lebih cepat dan menghindari risiko operasi yang lebih serius.
- Karena sifatnya yang minimal invasif, pasien biasanya dapat kembali ke aktivitas normal dalam waktu singkat. Hal ini tentu saja sangat berbeda dengan pemulihan setelah operasi, yang seringkali membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
- Prosedur dalam IPM dirancang untuk mengatasi sumber nyeri secara langsung. Dengan menggunakan panduan teknologi, seperti fluoroskopi atau ultrasonografi, dokter dapat memetakan area spesifik yang menjadi sumber nyeri dan mengobatinya secara tepat.
- Banyak pasien nyeri kronis harus mengonsumsi obat penghilang rasa sakit secara berkepanjangan, yang berisiko menimbulkan ketergantungan atau efek samping negatif lainnya. Dengan IPM, pasien bisa mengurangi atau bahkan menghentikan konsumsi obat-obatan tersebut.
Teknik Interventional Pain Management
Berbagai teknik dalam IPM telah berkembang pesat dan menawarkan solusi yang lebih spesifik sesuai dengan jenis nyeri yang dialami pasien. Berikut beberapa teknik populer yang digunakan:
Injeksi Epidural Steroid
Prosedur ini melibatkan suntikan steroid langsung ke ruang epidural tulang belakang untuk mengurangi peradangan dan meredakan nyeri, terutama untuk pasien dengan masalah seperti hernia diskus, skiatika, dan spondylolisthesis.
Blok Saraf
Dokter akan menyuntikkan obat penghilang rasa sakit atau anestesi ke sekitar saraf tertentu yang menjadi sumber nyeri. Teknik ini sangat efektif untuk nyeri yang berasal dari saraf, seperti saraf kejepit.
Radiofrekuensi Ablasi (RFA)
Teknik ini menggunakan gelombang radiofrekuensi untuk memanaskan jaringan saraf yang menjadi sumber nyeri, sehingga menghentikan sinyal nyeri tersebut sampai ke otak. Prosedur ini sering digunakan pada masalah tulang belakang maupun masalah persendian.
Disektomi Endoskopi Tulang Belakang
Prosedur minimal invasif yang hanya membutuhkan satu sayatan kecil sebesar 7 mm dan tidak memotong atau merusak banyak jaringan. Endoskopi biasanya digunakan untuk masalah nyeri tulang belakang seperti saraf kejepit, spinal stenosis, atau spondilosis.
Kondisi Medis yang Membutuhkan Interventional Pain Management
IPM dapat menjadi pilihan ideal bagi individu yang mengalami:
- Nyeri punggung atau leher kronis akibat hernia diskus atau stenosis tulang belakang.
- Nyeri sendi kronis akibat osteoarthritis atau rheumatoid arthritis.
- Nyeri akibat cedera saraf atau neuropati.
- Nyeri pasca-operasi yang sulit diatasi dengan pengobatan standar.
- Migrain kronis yang tidak merespons terapi konvensional.
Pasien yang tidak ingin menjalani operasi atau memiliki kondisi kesehatan yang membuat operasi menjadi berisiko tinggi juga dapat mempertimbangkan IPM sebagai alternatif yang lebih aman.
Bagi pasien yang menderita nyeri akut maupun kronis, IPM menawarkan harapan baru untuk mendapatkan kembali kualitas hidup tanpa harus menghadapi risiko komplikasi bedah. Bagi dunia medis, IPM menjadi langkah revolusioner dalam pengobatan nyeri yang lebih presisi dan manusiawi.
Jika Anda atau orang yang Anda cintai mengalami nyeri kronis yang sulit diobati, berkonsultasilah dengan dokter spesialis kami di Klinik Lamina. Dokter akan melakukan anamnesis atau bertanya riwayat penyakit dan pemeriksaan menyeluruh guna menegakkan diagnosis penyakit. Dengan hasil diagnosis yang akurat, dokter akan mengetahui apakah Interventional Pain Management cocok dengan kondisi Anda.
Informasi lebih lanjut terkait penyakit dan penanganan dengan IPM, silakan hubungi tim Lamina melalui chat ke nomor Whatsapp 0811-1443-599.
Referensi Penulisan:
Science Direct. “Interventional Pain Management”. https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/interventional-pain-management, diakses pada 11 September 2024.
Nuvance Health. “Understanding Interventional Management Pain: A Guide for People with Chronic Pain”. https://www.nuvancehealth.org/health-tips-and-news/understanding-interventional-pain-management#:~:text=Interventional%20pain%20management%20is%20a,therapy%20and%20minimally%20invasive%20surgeries., diakses pada 11 September 2024.
UC Davis Health. “Interventional Treatments for Low Back Pain”. https://health.ucdavis.edu/pain/specialties/interventional-treatments-low-back.html, diakses pada 11 September 2024.