Apakah obesitas dapat mengakibatkan sakit pinggang kadang menjadi pertanyaan sebagian orang saat merasakan sakit pada pinggangnya.
Seseorang yang memiliki berat badan berlebihan atau kegemukan (obesitas) sering mengeluhkan sakit pinggang. Mungkin orang-orang ini tidak paham atau tidak sadar kalau sakit pinggangnya bisa disebabkan oleh bobot tubuh yang berlebihan tersebut.
Dari beberapa laman, memang orang dengan obesitas berisiko lebih tinggai mengalami sakit pinggang, nyeri sendi, nyeri lutut dan ketegangan otot ketimbang orang dengan berat badan ideal.
Pada umumnya, nyeri dan masalah pada tulang belakang salah satu pemicunya adalah obesitas. Dengan menumpuknya lemak pada area perut akan menyebabkan meregangnya otot-otot punggung bawah yang bila berlangsung lama dapat mengakibatkan sakit pinggang.
American Obesity Association, perempuan dengan kelebihan berat badan dan memiliki lingkar pinggang yang lebih dari ideal maka berisiko tinggi alami sakit pinggang.
Selain sakit pinggang, pemiliki berat badan berlebihan kadang mengeluhkan kelelahan, atau sesak napas selama melakukan aktivitas ringan sekalipun. Nah jika merasa lelah dan sesak napas akan mengurungkan niatnya berolahraga. Inilah yang secara tidak langsung justru memicu sakit pinggang akibat tidak sering berolahraga.
Bertambahnya berat badan dapat menambah ketegangan pada otot dan ligament pada tulang belakang. Untuk mengimbanginya, tulang belakang akan melakukan penyesuaian yang bisa condong ke depan atau miring sehingga tekanan atau beban semakin tidak merata. Dampaknya, kuatnya daya topang pinggang akan semakin berkurang dari waktu ke waktu sehingga tulang belakang menjadi melengkung secara abnormal.
Daftar isi
Apakah Obesitas Dapat Mengakibatkan Sakit Pinggang?
Sakit pinggang atau low back pain (LBP) menjadi salah satu keluhan yang sering dikeluhkan orang dewasa. Penyakit ini sering terjadi lantaran gaya hidup yang kurang sehat, seperti obesitas, kelamaan duduk.
Tertumpuknya lemak pada area perut akan berpotensi mempersulit kerja tulang belakang untuk menopang tubuh.
Semakin besar angka timbangan Anda, maka risiko mengalami sakit pinggang juga semakin besar. Lemak perut yang menumpuk cenderung membuat postur tubuh condong ke depan sehingga kemungkinan tulang belakang akan melakukan kompensasi terus menerus sehingga bisa kemungkinan cedera.
Laki-laki Lebih Berisiko
Risiko mengalami sakit nyeri tulang belakang bagian bawah atau sakit pinggang pada laki-laki lebih besar.
Hal tersebut karena pada umumnya laki-laki melakukan pekerjaan dan/atau aktivitas pekerjaan yang lebih berat karena menggunakan lebih banyak otot untuk bekerja.
Selain itu, menjadi sopir yang harus duduk lama juga kebanyakan dilakukan oleh laki-laki.
Apakah Obesitas Dapat Mengakibatkan Sakit Pinggang?
Jawaban pertanyaan ini adalah obesitas dapat berisiko mengakibatkan sakit pinggang. Namun ternyata obesitas tidak hanya dapat mengakibatkan sakit pinggang.
Berikut beberapa dampak obesitas terhadap sendi:
- Nyeri sciatica dan sakit pinggang akibat menonjolnya bantalan tulang yang ada pada tulang belakang (hernia nucleus pulposus/HNP). Hal ini terjadi akibat struktur tulang belakang yang mengalami kerusakan akibat harus mengimbangi tekanan atau beban ekstra pada tulang belakang.
- Artritis tulang belakang atau pengapuran yang diperburuk ketika beban berlebihan menekan sendi secara terus menerus. Seseorang dengan Body Mass Index (BMI) yang lebih besar dari 25 berisiko lebih tinggai mengalami kondisi ini ketimbang mereka yang memiliki BMI yang ideal. Bahkan American Obesity Association merekomendasikan penurunan berat badan sebagai salah satu pengobatan untuk kondisi ini.
Berat Ideal, Tangkal Sakit Pinggang
Agar tulang belakang tidak terbebani oleh beban atau tekaman yang berlebihan, berikut caranya”
- Menjaga berat badan tetap ideal
- Menjaga asupan kalori
- Berolahraga secara rutin, minimal tiga kalo seminggu masing-masing minimal 30 menit
- Mengatur pola makan dengan mengurangi lemak tinggi, gorengan dan lainnya
- Hindari duduk terlalu lama. Jadwalkan berdiri dan berjalan setiap 2 jam sekali, misalnya
- Memilih cara mengolah makanan misalnya kukus, rebus, panggang
- Cukupi asupan cairan atau air