Saraf kejepit merupakan masalah kesehatan yang serius dan dapat sangat mengganggu. Ketika menderita saraf kejepit, gejala yang muncul bisa berupa rasa nyeri yang menjalar, kebas, kesemutan, hingga melemahnya anggota tubuh tertentu. Anda mungkin saja masih melakukan berbagai rutinitas harian saat mengalami nyeri akibat saraf kejepit. Namun, tahukah Anda jika ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh penderita saraf kejepit agar kondisi tidak semakin parah? Sebelum membahasnya lebih lanjut, kita akan menguraikan terlebih dahulu penyebab dan gejala saraf kejepit berikut ini.
Daftar isi
Sekilas Tentang Saraf Kejepit
Saraf kejepit atau dalam istilah medisnya hernia nukleus pulposus (HNP) adalah kondisi yang terjadi akibat tekanan berlebih pada saraf oleh jaringan di sekitarnya. Jaringan ini bisa berupa otot, tulang, bantalan tulang, maupun ligamen.
Tekanan pada saraf ini dapat menyerang bagian tubuh manapun, namun paling sering terjadi yaitu di bagian tulang belakang, seperti leher, punggung, dan pinggang. Bahkan, saraf kejepit juga dapat terjadi di bagian pergelangan tangan atau istilah medisnya yaitu Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
Penyebab Saraf Kejepit
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan saraf kejepit, antara lain postur tubuh yang buruk, mengangkat beban berat dengan tumpuan yang salah, faktor usia tua, dan kondisi medis tertentu seperti radang sendi, skoliosis, dan diabetes.
Gejala Saraf Kejepit
Photo by Lifestylememory from Freepik
Gejala saraf kejepit yang muncul bisa berupa rasa nyeri yang menjalar ke bagian tubuh lainnya, kebas atau mati rasa, kesemutan berkepanjangan dan kelemahan di bagian otot atau sendi yang terkena.
Membiarkan gejala saraf kejepit hanya akan memperparah kondisinya. Jika tidak ditangani dengan tepat, maka saraf kejepit dapat mengakibatkan kerusakan saraf permanen, kelumpuhan, hingga kematian.
Hal-hal yang Tidak Boleh Dilakukan Penderita Saraf Kejepit?
Bagi Anda yang menderita saraf kejepit, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari untuk mencegah rasa nyeri yang lebih parah. Berikut adalah aktivitas yang tidak boleh dilakukan oleh penderita saraf kejepit, antara lain:
- Melakukan olahraga berat (high-impact)
- Melakukan latihan high-intensity dan dengan kecepatan tinggi (high-speed)
- Mengangkat benda berat terlalu sering dengan tumpuan yang salah
- Melakukan gerakan berulang dan berlebihan
- Duduk terlalu lama dalam posisi yang sama
- Tidak menjaga postur tubuh seperti terlalu membungkuk saat berdiri atau duduk
Penanganan Saraf Kejepit
Penanganan saraf kejepit akan disesuaikan dengan kondisi nyeri yang Anda alami. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik maupun radiologis guna menegakkan diagnosis. Diagnosis yang akurat sangat diperlukan untuk memastikan metode pengobatan yang akan dokter gunakan.
Pada tahap awal, dokter biasanya akan memberikan obat antiinflamasi non steroid untuk meredakan nyeri dan mengurangi peradangan. Pada beberapa kasus yang lebih parah, dokter akan menyarankan untuk terapi pengobatan lain, seperti endoskopi tulang belakang.
Salah satu metode mutakhir yang efektif mengatasi masalah saraf kejepit yaitu dengan endoskopi Joimax. Endoskopi Joimax adalah teknik minimal invasif yang lebih aman dan minim risiko. Prosedur ini bekerja dengan cara memasukkan alat endoskop dan kamera kecil ke area tulang belakang untuk membuang atau menghilangkan jaringan yang menekan saraf.
Keunggulan endoskopi Joimax yaitu luka sayatan kecil hanya sebesar 7mm, bukan operasi bedah terbuka, tidak merusak jaringan lain di sekitar saraf, minim risiko komplikasi pasca tindakan, dan proses penyembuhannya lebih cepat daripada operasi konvensional. Endoskopi Joimax juga terbukti memiliki tingkat keberhasilan mencapai 95% dan Anda pun bisa langsung beraktivitas setelah tindakan.
Jika Anda memiliki keluhan saraf kejepit, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kami di Klinik Lamina. Dokter akan membantu memberikan diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat. Silakan chat tim Assistance Center kami di Lamina melalui nomor Whatsapp 0811-1443-599.
***
Referensi Penulisan:
- Wells, Brent. “10 Things to Avoid If You Have Pinched Nerve”, https://betterhealthalaska.com/pinched-nerve-10-things-not-to-do/#:~:text=, diakses pada 13 Mei 2024.
- Medical News Today. 2023. “How To Treat A Pinched Nerve”, https://www.medicalnewstoday.com/articles/320045, diakses pada 13 Mei 2024.
- Mayo Clinic. “Pinched Nerve”, https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pinched-nerve/symptoms-causes/syc-20354746, diakses pada 13 Mei 2024.
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa itu Saraf Kejepit?
Saraf kejepit atau dalam istilah medisnya hernia nukleus pulposus (HNP) adalah kondisi yang terjadi akibat tekanan berlebih pada saraf oleh jaringan di sekitarnya. Jaringan ini bisa berupa otot, tulang, bantalan tulang, maupun ligamen.
Apa Penyebab Saraf Kejepit?
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan saraf kejepit, antara lain postur tubuh yang buruk, mengangkat beban berat dengan tumpuan yang salah, faktor usia tua, dan kondisi medis tertentu seperti radang sendi, skoliosis, dan diabetes.
Bagaimana Cara Mengatasi Saraf Kejepit?
Salah satu metode mutakhir yang efektif mengatasi masalah saraf kejepit yaitu dengan endoskopi Joimax. Endoskopi Joimax adalah teknik minimal invasif yang lebih aman dan minim risiko. Prosedur ini bekerja dengan cara memasukkan alat endoskop dan kamera kecil ke area tulang belakang untuk membuang atau menghilangkan jaringan yang menekan saraf.
***
Feature photo by reezky11 from Freepik