Bukan hanya aktivitas berat seperti berolahraga, namun ada beberapa pantangan makanan yang harus dihindari oleh penderita saraf kejepit, khususnya bagi Anda yang juga mengidap penyakit bawaan tertentu. Misalnya, pada penderita diabetes melitus. Hal ini karena jenis makanan tertentu dapat meningkatkan risiko peradangan dan memperberat rasa nyeri akibat saraf kejepit. Untuk itu, sangat penting untuk memperhatikan asupan makanan yang Anda konsumsi setiap harinya untuk membantu mempercepat proses penyembuhan.
Daftar isi
Bahaya Saraf Kejepit
Saraf kejepit bisa berdampak buruk pada kesehatan jika tidak tertangani segera. Kondisi ini terjadi karena adanya bantalan tulang yang bergeser dan menonjol keluar sehingga menekan area saraf di sekitarnya. Berbagai hal bisa memicu saraf kejepit, seperti cedera, proses penuaan, postur tubuh yang tidak baik, hingga penyakit tertentu seperti multiple sclerosis dan arthritis (radang sendi).
Ketika gejala nyeri menjalar, kebas, atau kesemutan mulai muncul, sebaiknya Anda waspada. Gejala tersebut lama kelamaan jika tidak tertangani bisa menyebabkan kerusakan saraf yang lebih parah hingga kelumpuhan pada anggota tubuh yang terkena. Efek dari saraf kejepit memang sangat berbahaya sehingga Anda harus mencegahnya semakin parah dengan menghindari aktivitas berlebihan dan beberapa makanan berikut ini.
Baca juga: Hati-hati, Bahaya Saraf Kejepit Leher Ternyata Bisa Picu Kelumpuhan
Hindari Makanan Pencetus Nyeri Saraf Kejepit
Ada beberapa jenis makanan yang memang sebaiknya dihindari agar nyeri tidak bertambah parah. Sebab, menjaga asupan makanan juga menjadi bagian dari perawatan saraf kejepit agar cepat membaik.
Berikut ini adalah jenis makanan yang dapat memperburuk kondisi saraf kejepit:
Makanan yang terlalu manis
Makanan manis dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Pada penderita diabetes tentu ini sangat berbahaya. Sebab, penyakit ini merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan nyeri saraf. Selain itu, makanan manis juga dapat mencetuskan peradangan, menaikkan berat badan serta memperburuk kondisi sakit punggung yang dialami penderita saraf kejepit.
Contoh makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi, yaitu permen, donat, bolu manis, sirup, minuman bersoda dan minuman boba.
Makanan dengan kadar garam tinggi
Mengonsumsi makanan asin perlu Anda batasi agar nyeri saraf kejepit tidak semakin parah. Endapan garam yang terlalu tinggi dalam darah akan menghambat sirkulasi sehingga bisa menimbulkan rasa nyeri seperti terbakar atau kesemutan.
Contoh makanan yang mengandung tinggi garam, yaitu daging olahan, makanan cepat saji, dan potongan daging beku.
Tepung gandum yang direfinasi
Jenis makanan ini dapat mengakibatkan kenaikan insulin pada darah serta menyebabkan peradangan. Untuk mencegah hal tersebut, Anda sebaiknya mengonsumsi gandum utuh untuk asupan harian.
Tinggi Lemak Jenuh
Makanan tinggi lemak jenuh bisa meningkatkan risiko peradangan akibat saraf kejepit. Bukan hanya itu saja, lemak jenuh juga dapat menyebabkan penyakit kencing manis, obesitas serta penyakit jantung. Cobalah untuk mulai makan makanan bergizi seimbang dan makanan yang rendah lemak jenuh.
Contoh makanan tinggi lemak jenuh adalah jeroan sapi, daging merah, gorengan, susu kental manis, mentega dan keju.
Nah, itu tadi berbagai jenis makanan yang bisa berisiko meningkatkan nyeri saraf kejepit. Selain makanan, aktivitas tertentu juga harus anda hindari. Misalnya, berolahraga berat, mengangkat beban berat dengan tumpuan yang salah, sering menunduk dalam waktu lama saat bermain gadget.
Jika keluhan saraf kejepit tidak juga membaik, maka segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf kami di Lamina Pain and Spine Center. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan alternatif pengobatan tanpa operasi sesuai tingkat keparahan saraf kejepit.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Assistance Center Lamina di nomor 021-7919-6999 atau chat melalui whatsapp ke 0811-1443-599.
Yuk, konsultasi sekarang untuk atasi nyeri saraf kejepit dan Anda bisa bebas beraktivitas kembali!
Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Faisal, Sp.BS